Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, diguyur hujan deras disertai gemuruh sejak Minggu (8/6/2025) malam hingga Senin (9/6/2025) pagi.
Akibatnya, beberapa lokasi terdampak, terutama di Kediri bagian utara. Salah satunya adalah tempat wisata Gronjong Wariti di Desa Mejono, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri.
Bahkan, pada Senin (9/6/2025) kemarin Gronjong Wariti mengalami luapan air sungai yang cukup parah, bahkan yang terparah sejak wisata air ini berdiri pada tahun 2017.
Pengelola Gronjong Wariti, Riadi, menjelaskan bahwa luapan terjadi pada pagi hari setelah hujan lebat semalaman.
“Hujan kemarin itu mulai Minggu (8/6/2025) dari pukul 21.00 WIB hingga Senin pukul 04:00 WIB subuh. Jadi ya wajar sih kalau sampai meluap,” ujar Riadi saat ditemui, Selasa (10/6/2025).
Air sungai bahkan meluap hingga memasuki rumah para pedagang di sepanjang pesisir sungai.
Riadi mengungkapkan, ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, atau sekitar 30 sentimeter di atas daratan sungai, menjadi luapan tertinggi yang pernah terjadi.
Meskipun demikian, kerusakan yang ditimbulkan tidak terlalu parah. Rata-rata hanya kerusakan kecil seperti paving yang terbawa arus karena pengikisan tanah.
“Tidak banyak kok (kerusakannya), mungkin biaya perbaikannya hanya sekitar Rp 2 juta saja,” terangnya.
Air luapan setinggi lutut orang dewasa ini, menurut Riadi, surut 100 persen pada pukul 08.00 WIB, sekitar dua hingga tiga jam setelah hujan reda.
Di Gronjong Wariti sebenarnya terdapat pintu air drainase atau pintu pelimpah (spillway) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim).
Namun, pintu tersebut tidak dapat digunakan saat air Sungai Gronjong meluap karena terkunci rapat.
“Yang pegang kunci dan pengoperasiannya dikhususkan hanya pihak pengairan provinsi saja. Kami tidak ada wewenang, jadi kami tidak bisa membukanya waktu ada luapan air itu,” ucap Riadi.
Riadi menduga pihak pengairan sudah mengetahui adanya luapan air di Gronjong Wariti, karena sudah terpasang CCTV untuk memantau kondisi sungai.
Hingga saat ini, belum ada satu pun dari pihak pengairan yang datang meninjau lokasi.
“Yang pasti kami sudah laporan ke pihak pengairan untuk melakukan pemeriksaan,” ungkapnya.
Pengunjung Tetap Berdatangan
Meski air sungai sempat pasang, Gronjong Wariti tetap beroperasi dan pengunjung masih berdatangan seperti biasa.
“Mungkin 1.000 orang pengunjung yang berdatangan waktu kejadian itu (banjir). Tapi kami tetap memberikan himbauan kepada pengunjung untuk berhati-hati, karena sungai baru saja pasang,” tuturnya.
Salah satu pengunjung, Nuril Hidayah (52), salah satu guru PAUD dari Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, mengaku sempat kaget mendengar kabar Gronjong Wariti dilanda banjir pada Senin kemarin.
Meski begitu, ia dan rekan-rekan guru lainnya tidak terlalu khawatir.
“Soalnya rundown keberangkatan kami itu besoknya setelah tempat wisata ini banjir, jadi pikir kami ya mungkin besok sudah surut dan normal,” jelas Nuril.
Menurut Nuril, akan lebih baik jika penataan di bibir sungai ditinggikan lagi, sebagai upaya antisipasi bila terjadi luapan air sungai di kemudian hari.
“Atau paling tidak sih pasir-pasir di tengah sungai itu lebih diperdalam, biar tidak sampai amber di pinggiran,” sarannya.
Beruntungnya, agenda liburan bersama anak didiknya tidak terganggu, meskipun sempat sedikit menimbulkan ketidaknyamanan.
“Ya karena masih ada bekasnya juga, tanah pun becek, sampah dedaunan dari pada naik, keruh lah intinya,” tutupnya.