Pembebasan Lahan Tol Kediri-Tulungagung di Kota Tahu Berjalan Lambat

Tol Kediri-Tulungagung
Caption: Kepala Kantor BPN Kota Kediri, Jany Danny Assa. Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Progres pengadaan tanah Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan Tol Kediri-Tulungagung di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, berjalan lambat.

Merujuk data Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Kediri, dari sebanyak 109 bidang lahan terdampak Tol Kediri-Tulungagung di Kelurahan Semampir, hasilnya baru 57 peta bidang yang selesai dilakukan pengukuran.

Bacaan Lainnya

Selain di Kelurahan Semampir, Kelurahan Mojoroto yang juga menjadi prioritas pengadaan tanah proyek Tol Kediri-Tulungagung, dari 299 bidang lahan terdampak belum ada yang selesai pengukurannya.

Padahal pengukuran peta bidang tersebut sangatlah penting. Sebab, peta bidang itu nantinya yang akan disodorkan ke tim appraisal untuk ditaksir besaran uang ganti ruginya.

Kepala Kantor BPN Kota Kediri, Jany Danny Assa mengatakan, lambatnya pengukuran bidang lahan terdampak proyek Tol Kediri-Tulungagung itu akibat kepadatan penduduk di Kelurahan Semampir dan Mojoroto.

Selain itu, juga karena sebagian bidang lahan proyek Tol Kediri-Tulungagung masuk kawasan Sungai Brantas.

“Memang kelambatan yang terjadi itu terjadi ada beberapa hal, yang pertama di Kota (Kediri) itu padat penduduk, kemudian ada Sungai Brantas,” kata Jany, Senin (19/6/2023).

Jany mengungkapkan, Sungai Brantas yang membentang di Kelurahan Semampir dan Mojoroto itu masih belum diketahui titik batas peta bidang.

Pihaknya mengaku masih terus berkomunikasi mengenai data tersebut ke unit pelaksana teknis yang membidangi sumber daya air di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.

“Itu masih berproses, hingga saat ini. Titik batas sempadan itu sampai di bulan Mei akhir kita belum dapat juga,” jelasnya.

“Jadi kita masih tidak bisa mengeluarkan peta bidang apabila tidak ada batas pastinya,” tambahnya.

Sejauh ini, lanjut Jany, pihaknya baru mengumumkan 57 lahan yang selesai pengukurannya.

Menurut Jany, sebanyak 57 peta bidang lahan yang rampung pengukurannya ini juga sempat terkendala karena padatnya penduduk di wilayah terdampak.

“Kami sudah umumkan pada 25 peta bidang pada tiga bulan lalu. Kemarin sudah ada tambahan lagi sekitar 32 bidang, jadi tambah beserta tambahan itu total 57 semuanya,” paparnya.

“Kalau untuk pengukuran sudah kami lakukan semua di delapan kelurahan tersebut, tinggal pendataan Satgas B, sudah masuk Kelurahan ketiga. Jadi kalau kesiapan peta bidangnya sudah siap, tinggal data-data danomnya, teknis terkait data bangunan fisik nonfisik yang ada di atasnya,” pungkasnya.

Sementara itu, saat ditemui pada Jumat (16/6/2023) lalu, Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, menyinggung sejumlah warga yang resah atas kepastian pembebasan lahan yang terdampak proyek Tol Kediri-Tulungagung.

“Banyak yang tanya juga terkait kapan mulai pembayaran, pembahasan, dan sebagainya. Hal itu dikatakan masih wajar, tapi memang semua itu dipersiapkan secara matang dan baik, dan mudah-mudahan tidak ada terjadi konflik,” harap Abu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *