Pesanan Membludak, Perajin Pisau di Kediri Terpaksa Tutup Order Sebulan Sebelum Iduladha

Perajin Pisau Kediri
Caption: Saiful Anwar tengah mengerjakan pesanan pisau, Selasa (3/6/2025). Doc: Meteranews.co/Darman

Meteranews.co, Kota Kediri – Momen Iduladha menjadi berkah tersendiri bagi para perajin pisau di Kota Kediri, Jawa Timur.

Seperti yang dirasakan Saiful Anwar (50), warga Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota, Kota Kediri.

Bacaan Lainnya

Saiful menuturkan, bahwa di momen Iduladha kali ini pesanannya meningkat hingga 300 persen, jauh dibandingkan momen hari biasa.

Dalam kondisi normal, bapak dua anak ini mengaku setiap hari rata-rata mendapat satu order. Namun sejak tiga bulan sebelum perayaan Iduladha, pesanan di tempatnya meningkat tiga kali lipat.

“Penjualan meningkat, biasa tiap tahun mengalami peningakatan pasti itu. Mulai terasa sejak tiga bulan lalu. Biasanya satu pesan setiap hari, saat ini sehari bisa tiga pesanan,” ujarnya saat di temui di Bengkel Sumber Rejek miliknya, Selasa (3/6/2025).

Pisau produksi Saiful yang paling banyak dipesan antara lain jenis pisau potong, pisau iris, pisau cincang, pisau sayat dan pisau dapur.

Harga jualnya bervariasi mulai dari Rp 70.000 hingga Rp 4.500.000, tergantung jenis dan ukuran pisau.

Pisau dengan merek dagang Sumber Rejeki ini dipasarkan melaui online maupun offline, biasanya pelanggan datang langsung ke bengkelnya.

Pelannggan berdatanga dari wilayah Kediri dan sekitarnya, juga dari Kota Surabaya, Cilacap, Bogor, Salatiga, Kalimantan, hingga Palembang.

“Harga mulai tujuh puluh ribu, yang paling mahal pernah empat juta setengah. Mereka datang ada yang online ada yang datang sendiri,” katanya.

Menurut Saiful, ada sekitar 15 pesanan yang ditolok. Hal itu karena banyaknya pesanan, dan pekerjannya hanya dikerjakan sendiri oleh dirinya.

Kewalahan, Saiful pun terpaksa menutup pemesan sejak sebulan lalu.

“Sejak sebulan lalu pesanan saya tutup, setiap hari hingga dua pesanan datang, terpaksa saya janjikan tahun depan pengerjaanya. Kewalahan karena tidak ada yang bantu,” ungkapnya.

Keahlian membuat didapat Saiful secara turun-temurun, sejak kakek ke orang tuanya, hingga sekarang diteruskan olehnya.

Namun Saiful tidak menampik bila kemampunya membuat pisau berkembang juga dari ilmu yang didapat dari teman-temannya di Komunitas Indonesian Blades yang ia ikuti.

“Saya mulai serius sejak sepuluh tahun lebih mengeluti ini. Selian ilmu dari turun-temurun, dari kakek buyut, juga dari teman-teman komunitas,” ungkapnya.

Bahan baku membuat pisau berupa baja bekas per mobil, bekas piringan mesin pemotong batu dan kayu. Bahan baku tersebut didapat di pasar loak di Kediri, dan juga dari pasar online.

Pos terkait