Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Kebutuhan buah anggur di Indonesia yang masih sangat bergantung pada impor mendorong Paguyuban Petani Anggur Toyoresmi di Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, untuk berinovasi.
Sejak setahun lalu, paguyuban ini telah mengembangkan budidaya anggur di lahan seluas 100 meter persegi, menanam sekitar 20 jenis anggur lokal dan impor.
Ketua Paguyuban Petani Anggur Toyoresmi, Ariful Ulum, mengungkapkan bahwa pada tahun 2020 kebutuhan anggur nasional mencapai 56.000 ton.
Sementara pemerintah menargetkan 20 persen kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh produksi lokal pada tahun 2030, yang membutuhkan setidaknya 1,5 juta bibit.
Kondisi ini membuka peluang besar bagi budidaya anggur di Indonesia.
“Untuk memenuhi itu ya harus dimulai sekarang, kalau tidak di tahun 2030 kita terlambat memenuhinya,” jelasnya saat ditemui di lahan budidaya anggur, Senin (16/6/2025).
Arif menambahkan, saat ini sebagian besar petani lokal masih berfokus pada produksi anggur untuk wine, sementara kebutuhan anggur konsumsi masih sangat rendah.
“Petani kita masih fokus memenuhi produksi wine, sedang kebutuhan konsumsi masih belum banyak yang tertarik,” ungkapnya.
Melihat peluang ini, kelompok tani yang beranggotakan 20 orang tersebut berinovasi dengan memproduksi bibit anggur berkualitas tinggi melalui sistem okulasi dari bibit impor unggulan.
Jenis bibit anggur yang diproduksi antara lain Jupiter, Dixon, Isabela, Everest, dan Tamaki. Kelompok ini mampu menghasilkan 300 hingga 500 bibit per bulan, tergantung musim.
Harga bibit anggur dengan tinggi 70-80 sentimeter dibanderol Rp 50.000. Sementara itu, tanaman anggur dalam pot (tabulampot) dijual dengan harga bervariasi antara Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000, tergantung jenis dan apakah tanaman sedang berbuah atau tidak.
“Pelanggan datang dari sekitar Kediri, Nganjuk, Blitar, malang, Jombang, Kalimantan dan Sumatera,” terangnya.
Impian Desa Wisata
Selain fokus pada budidaya, kelompok ini juga memiliki visi besar untuk menjadikan Desa Toyoresmi sebagai destinasi wisata edukasi anggur dalam satu tahun ke depan.
Nantinya, sepanjang jalan menuju lahan budidaya dan setiap rumah di desa akan ditanami pohon anggur, menciptakan suasana desa yang unik dan edukatif.
Kepala Desa Toyoresmi, Gatot Siswanto, sangat mendukung inisiatif Paguyuban Petani Anggur Toyoresmi.
Gatot berharap pengembangan ini tidak hanya meningkatkan sektor pertanian, tetapi juga mampu mengembangkan potensi wisata edukasi yang berdampak positif pada peningkatan ekonomi desa secara keseluruhan.
“Kami sudah mulai dengan membagikan bibit di dua RT, total 80 rumah. Ke depan kami targetkan seluruh warga bisa ikut menanam anggur di pekarangan masing-masing,” tuturnya.
Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor, kawasan wisata edukasi anggur Desa Toyoresmi diharapkan menjadi percontohan pemberdayaan masyarakat berbasis pertanian modern.
Hal ini diharapkan dapat memperkuat ekonomi desa, dan menginspirasi daerah lain untuk membangun dari potensi lokal yang dimiliki.