PMK dan LSD Masih Marak, DKPP Kabupaten Kediri Gencarkan Pemeriksaan dan Vaksinasi Ternak Jelang Idul Adha

Idul Adha
Caption: Tempat penjualan hewan kurban milik Agus Mujiono, Selasa (20/6/2023). Doc: Maulida/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Hewan ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kaki (PMK) dan lumpy skin disease (LSD) di Kabupaten Kediri masih marak.

Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, ada sebanyak 186 kasus PMK serta 103 kasus LSD yang terlaporkan selama periode Januari sampai dengan Juni 2023.

Bacaan Lainnya

“Per januari akhir sampai dengan hari ini, PMK dari 186 kasus itu tinggal 10 ekor sapi yang sakit, 38 ekor yang mati, dan sisanya sudah sembuh,” ujar Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DKPP Kabupaten Kediri, Yhuni Ismhawati, Selasa (20/6/2023).

“Kalau LSD dari 103 kasus itu kini tinggal 40 ekor sapi yang dalam proses penyembuhan,” imbuhnya.

Yhuni melanjutkan, maraknya penyakit pada hewan ternak tersebut membuat pihaknya mulai menggencarkan pemeriksaan dan vaksinasi jelang perayaan Idul Adha 2023 mendatang.

Utamanya, lanjut Yhuni, upaya tersebut untuk memastikan bahwa kondisi hewan untuk kurban di Kabupaten Kediri telah sehat dan terbebas dari berbagai penyakit.

“Sampai dengan sekarang, total hampir 190 ribu ekor sudah tervaksin. Artinya dari keseluruhan populasi yang ada sekitar 50 persen sudah kami lakukan vaksinasi,” tutur Yhuni.

“Pada intinya DKPP selalu menyosialisasikan kepada penjual untuk tidak menjual hewan yang sakit. Juga untuk masyarakat membeli hewan kurban diharapkan cermat memilih ternak yang sehat,” tukasnya.

Sementara itu, Agus Mujiono (55), salah seorang peternak hewan kurban di Kabupaten Kediri menuturkan, meski penyakit PMK dan LSD belum sepenuhnya usai, namun penjualan kurban miliknya di tahun ini telah mengalami peningkatan.

Di mana peningkatan penjualan tersebut, kata Agus, terjadi seiring naiknya permintaan hewan kurban berjenis sapi.

“Meningkat laku 12 ekor sapi, dibandingkan tahun lalu yang hanya tiga sampai lima ekor sapi. Justru sekarang permintaan kambingnya yang sedikit menurun,” sebut Agus.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *