Puluhan Pemilik Katering di Kota Kediri Diduga Tertipu Ajakan Menjadi Supplier MBG, Kerugian Capai Rp 72 Juta

Kediri
Caption: Puluhan pemilik katering berkumpul untuk meminta uang jaminannya dikembalikan, Kamis (26/12/2024). Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Puluhan pemilik katering makanan di Kota Kediri diduga tertipu ajakan menjadi supplier program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Ajakan itu datang dari Pokmas Manunggal Cipto Roso Kuliner, yang mengaku memenangkan tender dan mencatut nama Komandan Kodim 0809/Kediri.

Bacaan Lainnya

Oleh Pokmas tersebut, para pemilik katering diharuskan membayar sejumlah uang sebagai bentuk jaminan keikutsertaan sebagai supplier dalam program pemerintah pusat tersebut.

Setidaknya ada sebanyak 72 pemilik katering yang tergiur dengan ajakan Pokmas itu, dengan uang jaminan yang terkumpul sekitar Rp 72 juta.

Namun karena diduga fiktif, 43 pemilik katering ramai-ramai meminta uang jaminan yang mereka setorkan ke Pokmas Manunggal Cipto Roso Kuliner dikembalikan.

Salah satu pemilik catering asal Mojoroto, KotaKediri, Nining Murtriningsih, mengaku awalnya mendapat ajakan menjadi supplier program MBG itu dari rekannya.

Ia tergiur dengan ajakan tersebut, karena ada perjanjian kontrak kerja sama selama lima tahun.

Nining pun lantas mengajak sejumlah pemilik catering lainnya untuk bersama-sama menjadi supplier dalam program MBG.

“Pertama tertarik karena ada kontrak lima tahun kerja. Kemudian ditawarkan ke ibu-ibu ini yang memang pemilik katering, yang di mana tahun-tahun lalu terdampak Covid tidak mendapat pendapatan dan pemasukan. Begitu saya tawari, ibu-ibu mau gabung tanpa ada paksaan apapun,” kata Nining, Jumat (27/12/2024).

Menurut Nining, awalnya dalam ajakan bergabung itu tidak ada embel-embel apapun, termasuk tidak ada penarikan uang jaminan.

Namun seiring berjalannya waktu, ia dan para pemilik katering lainnya disuruh membayar uang jaminan Rp 750.000 per kesanggupan melayani seribu kotak makanan.

“Kemudian hari berikutnya disuruh nambah Rp 250.000. Jadi per seribu kotak setiap pemilik katering yang gabung harus membayar Rp 1 juta,” jelasnya.

Lambat laun, Nining menaruh curiga karena saat mengecek alamat Pokmas Manunggal Cipto Roso Kuliner di Desa Gogorante, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, ternyata hanyalah lahan kosong dan tidak ada kegiatan.

Mengetahui hal itu, sebanyak 43 pemilik katering meminta uang jaminannya dikembalikan.

Namun Ketua Pokmas Manunggal Cipto Roso Kuliner yang menginisiasi ajakan ini tidak dapat dihubungi dan ditemui.

“Sudah ditengok ke rumahnya tidak ada, posisi kosong. Namun untuk Margaretha atau wakil Pokmas menjanjikan jaminan untuk mengembalikan uang para ibu-ibu katering,” sebut Nining.

Terpisah, Rudy suami dari Margaretha selaku wakil Pokmas Manunggal Cipto Roso Kuliner membenarkan tentang jaminan yang dibebankan kepada para pemilik katering.

Menurut Rudy, jaminan uang Rp 1 juta per seribu kotak itu akan dicairkan atau diserahkan pada pemilik katering setelah menyuplai makanan di hari-H launching MBG bulan Januari 2025.

Rudy pun juga mengaku menjadi korban, dengan kerugian menjaminkan mobil dan motornya. Mobil dan motor itu dijual untuk mengembalikan uang jaminan 43 pemilik katering senilai Rp 43 juta.

Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 0809/Kediri, Letkol Inf Ragil Jaka Utama, menegaskan sejauh ini belum ada pengadaan tender penawaran sebagai supplier progran MBG.

“Itu tidak benar. Jangan mudah percaya, jangan mudah terimiming-iming, diiming-imingi oleh seseorang yang tidak dikenal mengatasnamakan instansi pemerintah,” tegas Ragil.

Pos terkait