Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Penemuan arca di area persawahan Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menghebohkan warga setempat.
Arca tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang operator traktor yang sedang membajak sawah, Jumat (20/6/2025) sore.
Tarmuji (63), seorang warga yang memiliki warung di dekat lokasi penemuan, menjelaskan bahwa penemuan terjadi sekitar pukul 15.15 WIB.
“Saya belum tutup warung, mau tutup eh ditemui pembajak sawah itu, minta tolong memindahkan batu yang tersangkut di mesin traktor,” ucap Tarmuji, Sabtu (21/6/2025).
Saat tanah digali, mereka menyadari bahwa “batu” tersebut tertanam sangat dalam.
Ketika setengah badan batu mulai terlihat, Tarmuji sudah menduga bahwa itu bukanlah batu biasa.
Kecurigaannya terbukti saat batu yang digali memiliki ukiran unik menyerupai patung.
“Waktu dibersihkan itu baru terlihat, ternyata batu itu adalah sebuah arca,” ujar Tarmuji.
Ia segera melaporkan penemuan arca berjenis batu andesit dengan lebar 47 sentimeter dan tinggi 75 sentimeter tersebut.
Pemerintah Desa (Pemdes) Gayam juga langsung mengambil langkah untuk memindahkan benda purbakala itu ke balai desa untuk diamankan sementara.
Karena ukurannya yang besar, dibutuhkan enam orang dewasa untuk mengangkat arca tersebut ke balai desa.
Kepala Desa Gayam, Susilo, membenarkan adanya temuan arca di area persawahan oleh warganya.
Dari keterangan warga, Susilo mengetahui bahwa lokasi penemuan berjarak sekitar 500 meter dari Situs Tondowongso.
Susilo juga mengungkapkan bahwa sebelum penemuan arca ini, operator traktor yang menemukan sempat mengalami gejala aneh.
“Pembajak sawah dengan traktor itu katanya sempat sakit selama beberapa jelang penemuan. Katanya panas dingin, wajahnya pun memerah seperti orang kepanasan,” jelas Susilo.
Menanggapi penemuan ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi, menyatakan bahwa arca untuk sementara akan disimpan di balai desa.
“Sambil menunggu hasil pemeriksaan identifikasi arca, untuk sementara akan diamankan di balai desa,” tutur Mustika.
Sementara itu, Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Disparbud Kabupaten Kediri, Eko Priyatno, belum bisa memastikan secara detail identitas arca tersebut.
Beberapa faktor pendukung, seperti bagian atas kepala yang hilang, menyebabkan identifikasi pasti masih sulit dilakukan.
“Yang pasti untuk mengidentifikasi kita akan segera berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI Jawa Timur,” terang Eko Priyatno.