Sejuknya Suasana Ramadan di Ponpes Tebuireng Jombang, Ngaji Kitab Kuning Karangan KH Hasyim Asy’ari

Ponpes Tebuireng
Caption: Para santri saat memaknai Kitab At-tibyan di Masjid Ponpes Tebuireng Jombang, Rabu (4/3/2025). Doc: Karimatul Maslahah/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Jombang – Ramadan menjadi waktu yang ditunggu-tunggu seluruh umat Islam. Tidak terkecuali kalangan santriwan-santriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Pondok Pesantren Tebuireng yang didirikan oleh KH Muhammad Hasyim Asy’ari pada tahun 1899 Masehi itu menjadi salah satu di antara sekian banyak ponpes di Jombang yang masih menjaga nilai tradisi khas salaf (ngaji kitab kuning).

Bacaan Lainnya

Meski secara kurikulum ponpes ini telah beradaptasi dengan perubahan zaman, namun adanya program ngaji kitab yang lebih dulu ada, membuat suasana sejuk terasa ketika para santri membawa kitab saat mengaji.

“Sekolah tetap masuk, tapi kegiatan rutin di bulan Ramadan adalah pengajian kilatan. Jadi selama Ramadan sekitar 15 sampai 17 hari ini santri belajar kitab, salat tarawih bersama,” ujar Pengasuh Ponpes Tebuireng Putri, KH Fahmi Amrullah Hadzik, usai mengisi pengajian kitab kuning, Rabu (4/3/2025).

Semua santri terlihat berjalan menuju masjid dengan tertib, meski tak berseragam mereka terlihat rapi memakai baju khas muslim lengkap dengan kopiahnya.

Setelah duduk, para santri dengan khusuk mengikuti kajian kitab kuning. Saat ustaz memberi penjelasan, mereka pun menyimak dan menyalin apa yang sedang diajarkan.

Salah satu kitab kuning yang diajarkan kepada santri adalah kitab kuning karangan pendiri pondok pesantren Tebuireng, KH Hasyim Asy’ari.

“Di Tebuireng banyak, mungkin lebih dari 20, salah satunya seperti yang saya baca ini dari kitabnya Mbah Hasyim, dan ada kitab lain yang dikaji oleh qori’ yang lain,” jelasnya.

“Kebetulan ini kitab At-tibyan, karangan Mbah Hasyim, yang isinya adalah pentingnya menjaga silaturahmi dan bahayanya memutus silaturahmi,” lanjut pria yang akrab disapa Gus Fahmi itu.

Gus Fahmi berharap semua santri dan santriwati dapat memperbaiki diri menjadi yang lebih baik di momen Ramadan ini.

“Kita jadikan Ramadan ini momentum untuk memperbaiki diri. Jadi jangan sampai Ramadan yang setiap tahun datang dan pergi, tapi tidak memberikan kesan apapun kepada kita,” tuturnya.

Pos terkait