Tingkatkan Literasi Keuangan, OJK Kediri Gelar Jurnalis Class Selama 2 Hari

OJK Kediri
Caption: Kepala Kantor OJK Kediri, Bambang Supriyanto, saat memberikan sambutan di acara Jurnalis Class di Fave Hotel, Selasa (28/5/2024). Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri menggelar kegiatan Jurnalis Class di Fave Hotel, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Selasa (28/5/2024).

Jurnalis class yang diikuti oleh puluhan jurnalis di wilayah Kediri Raya itu digelar selama dua hari dari Selasa (28/5/2024) hingga Rabu (29/5/2024) besok.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa rekan media dapat berperan sebagai partner OJK, untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, dalam rangka edukasi dan peningkatan literasi maupun inklusi keuangan,” jelas Kepala Kantor OJK Kediri, Bambang Supriyanto, saat memberikan sambutan kepada peserta Jurnalis Class.

Bambang mengatakan, sejumlah materi soal keuangan diberikan kepada peserta seperti upaya edukasi dan perlindungan konsumen oleh OJK Kediri.

Materi pencegahan kerugian konsumen dan penindakan penyelenggaraan investasi atau pinjaman online ilegal.

Kemudian diberikan pula materi pengawasan perusahaan pembiayaan dan penyelenggara layanan paylater.

“Kegiatan Jurnalis Class ini akan dilaksanakan penuh selama dua hari, dengan menghadirkan narasumber dari kantor pusat OJK, yang memang menjadi spesialis dan sangat menarik,” paparnya.

Bambang menyebut, sejumlah topik materi yang akan dibahas dalam kegiatan ini yang banyak muncul dari lima besar konsultasi dan pengaduan di OJK Kediri.

Topik tersebut di antaranya restrukturisasi pembiayaan paylater dan fintech p2p lending atau pinjol. Serta topik sistem layanan informasi keuangan (SLIK).

“Selain itu penanganan pinjol dan investasi ilegal masih menjadi headline di beberapa media,” tambahnya.

Ia berharap, dengan kegiatan ini dapat meningkatkan literasi keuangan dan pemahaman produk pembiayaan ke masyarakat.

“Beberapa yang menjadi permasalahan pada umumnya dilatarbelakangi kurangnya literasi, dan tingkat pemahaman mengenai produk jasa keuangan yang dapat terdampak kepada kredit scoring di SLIK,” pungkasnya.

Pos terkait