Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) – ikon kebanggaan Kabupaten Kediri yang selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik hingga mancanegara – kini menuai kritik pedas terkait pengelolaan fasilitasnya.
Bangunan megah ini – yang menjadi magnet bagi masyarakat untuk menghabiskan libur akhir pekan – menyisakan keluhan mendasar bagi para wisatawan yang berkunjung, terutama mengenai kebersihan dan kondisi kamar mandi.
Kekecewaan terhadap fasilitas SLG, khususnya toilet, menjadi sorotan utama para pelancong.
Wartono (56), wisatawan asal Ngawi, mengungkapkan kekecewaannya saat ditemui METARA pada Senin (19/5/2025).
Ia menilai kebersihan di area wisata SLG secara umum sudah cukup baik, terutama di taman dan halaman. Namun, kondisi toilet sangat mengecewakan!
“Terlebih di toilet ya. Di luar toilet (fasilitas yang lain) saya rasa sudah bersih, mungkin dari taman, halaman dan sekitarnya,” ungkapnya saat ditemui, Senin (19/5/2025).
Pengalaman kurang menyenangkan dirasakan Wartono menggunakan fasilitas toilet. Ia mengaku tidak nyaman, lantaran toilet di kawasan wisata SLG ini tidak dilengkapi dengan pintu penutup.
Kondisi ini membuatnya rishi, dan was-was saat buang air kecil.
“Ya kurang nyaman saja sih, masa waktu buang hajat harus dilihat beberapa orang yang juga ingin ke toilet,” keluhnya.
Tak hanya masalah privasi, Wartono juga mengeluhkan aroma tidak sedap yang tercium dari toilet, yang menurutnya disebabkan oleh penyiraman yang kurang maksimal.
“Bahkan lamat-lamat tercium bau pesing,” ungkapnya.
Keluhan serupa juga dilontarkan oleh Iqbal (27), seorang wisatawan asal Madiun. Iqbal menyoroti minimnya penerangan di dalam toilet kawasan wisata SLG.
“Meski siang dengan terik panasnya matahari, di dalam toilet tetap gelap. Jadi saya pakai handphone sebagai penerangannya,” tandasnya.
Baik Wartono maupun Iqbal berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri segera memberikan perhatian lebih terhadap ikon wisata yang selalu ramai ini.
Mereka berharap perbaikan fasilitas, terutama toilet, dapat segera diperbaiki demi kenyamanan para pengunjung.
“Kalau bisa ya secepatnya. Harapan saya saat berkunjung lagi nanti di sini kondisinya sudah berubah. Kan bisa lebih enak kalau di kawasan ini sepenuhnya bisa saling mendukung, terlebih kebersihan toilet,” harap Iqbal.