Tradisi Tanam Cok Bakal, Upaya Petani di Susuhan Kediri Berdamai dengan Alam

Tradisi Tanam Cok Bakal
Caption: Kelompok Rukun Tani Susuhan melakukan tradisi tanam cok bakal dan doa bersama di lingkungan sawah mereka, Jumat (9/6/2023). Doc: Maulida/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Memasuki awal musim tanam, ratusan petani yang tergabung dalam Kelompok Rukun Tani di Dusun Susuhan, Desa Gampeng, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, menggelar tradisi penanaman cok bakal, Jumat (9/6/2023).

Bersamaan dengan itu, para petani beserta warga juga mengadakan selamatan doa bersama di area persawahan mereka.

Bacaan Lainnya

Sekretaris Kelompok Rukun Tani Susuhan, Fajar Kunting mengatakan, tradisi cok bakal adalah salah satu bentuk ikhtiar petani untuk bernegosiasi dan berdamai dengan alam.

Sebab, di musim-musim tanam sebelumnya para petani banyak mengalami kendala, terutama adanya serangan hama tikus di persawahan mereka.

“Kita sudah melakukan berbagai cara mulai meracun sampai menggeropyok tikus ini, tapi hasilnya tetap saja. Akhirnya kita memilih jalan hidup berdampingan dengan mereka melalui tradisi ini, dengan harapan hama tidak menganggu sawah lagi,” tutur Fajar.

Fajar melanjutkan, tradisi penanaman cok bakal dilakukan di empat sudut lahan persawahan, yang mencapai luasan sekitar 70 hektare itu.

Selain ditanam, lanjut Fajar, cok bakal yang berisi jenang abang, lauk pauk, kembang, dan kemenyan itu turut didoakan oleh para sesepuh, dengan harapan hasil panen melimpah dan dijauhkan dari marabahaya.

“Selain penanaman cok bakal, kami dan warga juga melakukan selamatan dan doa bersama. Setelah itu kami melakukan diskusi bersama dengan perangkat desa untuk menyampaikan unek-unek, dan masalah yang para petani hadapi,” tukas Fajar.

Fajar mengungkapkan, tradisi cok bakal dan doa bersama ini merupakan gelaran kedua, setelah pada musim tanam sebelumnya mereka juga melakukan hal serupa.

Ia juga berharap gelaran tradisi tiap tahun ini bisa memperlancar proses bertani di Susuhan, serta mendapat kelimpahan berkah pada tiap hasil panennya nanti.

“Selain menjadi ajang silaturahmi, acara ini juga kita maknai untuk menyelaraskan diri dengan alam, yaitu dengan tunduk dan pasrah pada Pemilik Kehidupan, agar segala yang diupayakan menjadi berkah,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *