Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Upaya PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) MKSO Tebu Kebun Dhoho untuk mengatasi dugaan pencemaran sumur warga di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, berakhir dengan kegagalan.
Kendati telah mencoba memperdalam sumur dari semula 10 menjadi 20 meter, akan tetapi upaya tersebut berakhir tanpa hasil.
Pengeboran yang dilakukan pada Senin (21/4/2025) itu awalnya ditujukan untuk mengidentifikasi kedalaman sumber air bersih.
Jika berhasil, maka sumur uji coba ini rencananya akan menjadi acuan pengeboran di belasan rumah warga yang diduga terdampak limbah pabrik gula.
Namun, harapan tersebut pupus ketika uji coba pengeboran di kedalaman 12 meter dihentikan. Musababnya, air yang keluar dinilai masih tercemar limbah.
Bintoro Edi (38), seorang warga yang sumurnya tercemar dan menjadi lokasi uji coba, mengungkapkan bahwa ia pertama kali menyadari keanehan saat menyirami tanaman.
Saat itu, sumur bor uji coba di rumahnya telah selesai dan mengeluarkan air jernih yang ia anggap layak digunakan sehari-hari.
Uji coba pengeboran kemudian dilanjutkan ke rumah Munaim, tetangganya.
“Saya menyadarinya waktu siram-siram, kok tercium bau yang aneh, seperti karat gitu lo. Lalu saya melaporkannya ke Pak Munaim, terus diberhentikan pengeborannya,” ujar Bintoro, Senin (28/4/2025).
Menyusul penemuan bau aneh itu, uji coba di rumah Munaim dihentikan saat baru mencapai kedalaman 3,5 meter.
Bintoro secara spontan mengambil sampel air berbau karat tersebut sebagai antisipasi bila diperlukan untuk laporan kepada pihak terkait.
“Nah, waktu saya cek lagi sehari kemudian, air itu tiba-tiba berubah warna menjadi kecokelatan disertai minyak di dalamnya,” terang Bintoro.
Menyikapi temuan ini, Bintoro menyatakan bahwa warga kemungkinan akan menunggu langkah selanjutnya dari pihak desa dan PT SGN MKSO Tebu Kebun Dhoho.
“Yang penting kami (warga) mendapatkan air bersih saja lah, nanti langkah kedepannya seperti apa, kami ngikut saja,” ungkap Bintoro.
Asisten Manajer Pusat Penelitian Tebu (Puslit) PT SGN MKSO Tebu Kebun Dhoho, Rista Anisatul Mufidah, saat dikonfirmasi METARA menyatakan bahwa saat ini pihaknya belum dapat menentukan langkah konkret.
“Secepatnya akan kami rapatkan secara internal dahulu langkah-langkahnya seperti apa. Kalau sudah ada keputusan, nanti akan kami kabari,” ucap Rista.