Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Warga Dusun Bulusoban, Sambirejo, mengapresiasi komitmen Deny Widyanarko, untuk mewujudkan janji kampanyenya pada Pemilihan Bupati Kediri 2024 ini.
Mas Deny siap mundur bila dalam dua tahun gagal merealisasikan program pembangunan dusun senilai Rp 300-500 juta per tahun.
Seperti diketahui, setiap sambang dusun, Mas Deny yang berpasangan dengan Mudawamah ini selalu menyampaikan siap mundur bila dalam dua tahun gagal mewujudkan program prioritas itu.
Sebagai bukti, mereka membubuhkan tanda tangan dalam sebuah kontrak politik.
Menurut Sutadi, tokoh masyarakat di Bulusoban, ini merupakan sebuah bentuk tanggung jawab yang bagus. Keberanian dari seorang pemimpin dalam komitmen mewujudkan kemakmuran di daerahnya.
“Kalau dua tahun berjalan enggak berhasil, Pak Deny akan mengundurkan diri. Itu sebuah bentuk tanggung jawab yang bagus,” kata Sutadi.
Ia dan warga pun berharap besar dengan sosok putra daerah asli Pranggang, Plosoklaten, ini untuk menjadikan Kediri lebih hebat.
“Nanti kalau program itu kesampaian, dusun itu akan makmur, Rp 300-500 juta itu dusun akan makmur,” tambahnya.
Menurut Sutadi, masih banyak warga miskin di wilayah tersebut. Penanganannya tak cukup dengan dana desa. Belum lagi perbaikan infrastruktur jalan yang masih harus berbagi dengan sektor pertanian.
Alhasil, masih banyak jalan rusak di wilayah dusun. Tiga tahun terakhir Sutadi selalu kesulitan dalam mengakses bantuan perbaikan.
“Di sini itu warga miskin masih banyak, jadi kalau hanya dana desa notabene itu kurang pas untuk pelaksanaannya. Termasuk jalan-jalan ini kelihatannya jalan desa, tapi kalau dana desa kadang-kadang tidak mencukupi juga,” kata Sutadi.
“Saya sudah mengajukan perbaikan, tapi katanya dana desa diutamakan untuk pertanian dulu. Sudah lama ini rusaknya, tiga tahun. Selalu mengajukan, bukan sini aja. Insyaallah semoga Pak Deny jadi (Bupati Kediri), dusun akan makmur,” tandasnya.
Program pembangunan dusun Rp 300-500 juta per dusun per tahun merupakan buah pemikiran Deny yang kemudian disusun barsama tim dan para pakar.
Deny meyakini program andalannya tersebut mampu mempercepat pembangunan di Kabupaten Kediri, sehingga terwujud Kediri Hebat, sebagaimana visi dan misi besarnya bersama wakilnya, Mudawamah.
Deny Widyanarko mengungkapkan, pemanfaatan program pembangunan dusun senilai Rp 300-500 juta per dusun per tahun tersebut dinilai cukup fleksibel.
Di mana program tersebut bisa digunakan untuk aspek infrastruktur, peningkatan ekonomi, hingga dari aspek pertanian dan perikanan.
Sebagai wujud komitmennya, cabup yang identik dengan blangkon ijonya itu juga melakukan kontrak politik dengan masyarakat.
Dalam kontrak politik tersebut, Deny Widyanarko bersedia mengundurkan diri dari jabatan Bupati Kediri apabila dirinya gagal mewujudkan program pembangunan dusun sebesar Rp 300-500 juta per dusun per tahun selama dua tahun bekerja.
“Bentuk wujud komitmen saya, bahwa saat saya nanti menjabat sebagai Bupati Kediri, di mana dalam kurun waktu dua tahun itu saya akan menganggarkan program pembangunan dusun. Bila mana dalam dua tahun masa jabatan saya, saya tidak bisa menganggarkan program pembangunan itu, saya akan mengundurkan diri sebagai Bupati Kediri,” tegas Deny.
Calon Bupati Kediri nomor urut 1 ini membeberkan keberaniannya dalam menjalin kontrak politik bersama warga. Program pembangunan dusun tersebut dinilai sangat realistis untuk diwujudkan.
“Program pembangunan dusun senilai Rp 300-500 juta per dusun per tahun ini dalam realisasinya hanya membutuhkan 10 persen dari jumlah APBD yang dimiliki oleh Kabupaten Kediri senilai 3,6 triliun rupiah. Di mana kalau kami kalkulasi pengeluarannya, hanya membutuhkan kurang lebih 352 sekian miliar rupiah untuk mencover semua dusun-dusun yang ada di Kabupaten Kediri. Jadi penyerapan anggarannya sangat kecil, dan APBD masih akan tersisa banyak untuk digunakan dalam mencover program-program maupun kebutuhan lainnya untuk menjadikan Kediri lebih maju dan hebat,” jelas Deny. (ADV)