Wali Kota Surabaya Terbitkan Surat Edaran Waspada Risiko Monkeypox

Monkeypox
ilustrasi untuk gejala pada Kasus Cacar Monyet (freepik)

Metaranews.co, Kesehatan – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menerbitkan Surat Edaran (SE) kewaspadaan risiko penyebaran Monkeypox (Mpox).

Adapun Surat Edaran (SE) nomor 400.7.7.1/18341/436.7.2/2024 itu bentuk respon pemkot menanggapi isu global penularan virus penyakit Mpox.

Bacaan Lainnya

“Gejala penyakit Mpox meliputi demam 38 derajat celcius, terdapat ruam/lesi/keropeng kulit pada area wajah, telapak tangan dan kaki serta alat kelamin, adanya pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan), sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, dan kelelahan tubuh,” kata Eri.

Penularan virus ke manusia itu, bisa melalui kontak langsung dengan hewan ataupun manusia yang terinfeksi, serta benda yang terkontaminasi.

Seperti kontak langsung dengan cairan tubuh atau bahan lesi (keropeng luka) dan masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka/terbuka, saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut) melalui gigitan atau cakaran.

Penularan juga bisa terjadi melalui kontak tidak langsung dengan bahan lesi (keropeng luka) melalui benda yang terkontaminasi seperti pakaian, tempat tidur, handuk atau peralatan makan. Penularan juga dapat terjadi ketika mengolah daging hewan liar.

“Dan berhubungan seks baik saat berciuman, sentuhan, seks oral, atau penetrasi dengan seseorang yang memiliki gejala termasuk saat kontak mulut ke kulit dapat menyebabkan penularan di mana terdapat lesi kulit atau mulut penularan melalui aktivitas seksual,” terangnya.

Penularan lain bisa terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin atau kontak erat selama dan setelah proses kelahiran.

Pemkot Surabaya akan gencar melakukan sosialisasi, informasi terkait Monkeypox, dan melakukan komunikasi risiko sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mpox bekerjasama dengan Puskesmas wilayah setempat.

Pemkot Surabaya mengharapkan partisipasi aktif seluruh warga Kota Surabaya dalam melakukan pencegahan penyebaran penyakit Mpox, dengan menghindari kontak langsung atau provokasi hewan penular yang diduga terinfeksi Mpox seperti hewan pengerat (tupai, tikus, dan hamster), marsupial (koala dan tikus berkantung), dan primata non-manusia seperti monyet dan kera (mati atau hidup),” jelasnya.

Eri juga meminta warga Kota Pahlawan sebisa mungkin dapat menghindari kontak langsung dengan orang yang menunjukkan gejala penyakit Mpox.

Caranya, menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur, terutama setelah kontak dengan seseorang yang terinfeksi atau setelah menyentuh permukaan yang sering disentuh, selain itu menghindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi terutama hewan pengerat dan primata.

“Menjaga kebersihan lingkungan sekitar, termasuk tempat tinggal dan tempat kerja, menghindari mengkonsumsi daging yang diburu dari hewan liar (bush meat), membiasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar, menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat menangani hewan yang terinfeksi,” ujar dia.

Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit diminta segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala dan menginformasikan riwayat perjalanannya.

“Mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur untuk menjaga daya tahan tubuh agar tubuh tetap fit. Melaporkan segera kepada Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat dalam waktu 24 jam, jika menemukan seseorang yang menunjukkan gejala penyakit Mpox,” jelasnya.

Terakhir ia minta masyarakat menghindari penyebaran informasi yang belum diverifikasi.

“Karena dapat menimbulkan kepanikan di masyarakat dengan mengikuti perkembangan informasi melalui sumber- sumber resmi dan terpercaya,” tutupnya.

 

 

Pos terkait