Metaranews.co, Kediri – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri mencatat pertumbuhan ekspor Kota Kediri periode Januari hingga Maret 2022.
Menurut Tanto Wijohari, Kepala Disperdagin Kota Kediri, angka ekspor secara year-on-year tercatat tumbuh sebesar 8 persen. “Nilai ekspor terbesar itu dari sektor pengolahan tembakau,” kata Tanto, Jumat (15/4).
Pertumbuhan angka ekspor di triwulan I tersebut meningkat dibandingkan pada triwulan I tahun 2021. Triwulan I Tahun 2021, nilai ekspor Kota Kediri mencapai Rp 51,4 miliar, sedangkan di Triwulan I tahun 2022 naik menjadi Rp 55,6 miliar. Menurutnya, pandemi Covid-19 memberikan dampak serius terhadap produktivitas kegiatan perekonomian di Kota Kediri. Bahkan beberapa perusahaan terpaksa melakukan pengurangan karyawan yang berimbas pada berkurangnya nilai ekspor.
“Kita patut bersyukur karena ditengah situasi ketidakpastian global dan biaya logistik yang melonjak tinggi, nilai ekspor kita kembali beranjak naik,” terang Tanto.
Berdasarkan data yang dirilis Disperdagin terkait nilai ekspor triwulan I tahun 2022, tersaji angka sebagai berikut: Bulan Januari mencapai Rp 17,2 miliar; Bulan Februari mencapai Rp 16,01 miliar; serta pada Maret mencapai Rp 22,3 miliar.
Ia juga menyebutkan terdapat lima komoditas terbesar penyumbang ekspor di Kota Kediri, yaitu produk hasil pengolahan tembakau, pembekuan hasil laut dan produk kayu. Adapun tujuh negara tujuan ekspor, yaitu: Jepang, Tiongkok, Malaysia, Singapura, Prancis, Belgia, dan Taiwan. Negara-negara tersebut diketahui menerapkan kebijakan yang lebih longgar sehingga barang-barang dari luar negeri lebih mudah mendapatkan izin masuk.
Tanto menuturkan, pihaknya terus menggalakkan peningkatan ekspor melalui berbagai upaya. Salah satunya adalah mendorong para pelaku UMKM untuk merambah pasar ekspor. Disperdagin saat ini tengah merancang Export Bootcamp, yaitu kelas edukasi untuk mempersiapkan calon-calon eksportir lokal untuk memahami dunia perdagangan internasional, bekerjasama dengan Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan RI.
“Kami juga terus jalin komunikasi dengan Export Center Surabaya (ECS) untuk memberikan konsultasi teknis bagi calon eksportir asal Kota Kediri yang menemui kendala,” ucap Tanto.
Tak hanya itu, Disperdagin juga giat mengidentifikasi potensi-potensi baru yang dapat didorong untuk ekspor, seperti misalnya ikan hias, serbuk rempah, bumbu masak dan makanan ringan. Selain itu, para pelaku usaha juga akan difasilitasi untuk mengakses layanan Kampus UMKM Shopee di Malang yang diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur beberapa waktu lalu. Platform marketplace ini menawarkan kesempatan bagi pelaku UMKM yang potensial untuk bergabung dalam Program Ekspor Shopee.
Lebih lanjut, Tanto menekankan bahwa upaya peningkatan ekspor ini merupakan bentuk strategi pemulihan perekonomian akibat pandemi Covid-19. “Peningkatan volume ekspor tentu berkontribusi positif bagi penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya derajat kesejahteraan masyarakat,” pungkas Tanto.