Metaranews.co, News – Sebanyak 32 desa di delapan kecamatan di wilayah setempat berpotensi mengalami krisis air bersih atau kekeringan saat musim kemarau, menurut pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
“Dari 23 desa tersebut, sekitar 34.529 kepala keluarga atau 93.031 jiwa berisiko mengalami kekeringan,” ujar Kasi Kedaruratan BPBD Ngawi, Partoyo, seperti dilansir dari Antara.
Dia menjelaskan bahwa 23 desa tersebut tersebar di delapan kecamatan, yaitu Mantingan, Karanganyar, Widodaren, Kedunggalar, Pitu, Bringin, Kasreman, dan Ngawi.
Partoyo menyarankan agar daerah yang membutuhkan bantuan air bersih mengajukan permohonan melalui pemerintah desa setempat, yang kemudian akan dilanjutkan ke BPBD setempat.
Daerah yang rawan krisis air bersih umumnya berada di perbukitan kapur dan tepian hutan. Kesulitan air bersih ini selalu terjadi saat musim kemarau.
Data BPBD menunjukkan bahwa potensi wilayah krisis air bersih di Ngawi tahun ini cenderung menurun dibanding tahun lalu, dengan 32 desa tercatat mengalami kekeringan pada tahun 2023.
Untuk mengantisipasi permintaan bantuan distribusi air bersih selama musim kemarau, BPBD Ngawi telah menyiapkan tiga unit truk tangki air bersih, masing-masing berkapasitas 5.500 liter.
Selain itu, BPBD juga berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur untuk penanganan potensi sejumlah daerah yang Rawan Kekeringan di tahun 2024.
Selain distribusi air bersih, penanganan kekeringan di Ngawi juga dilakukan melalui pembuatan jaringan sistem pengelolaan air minum (SPAM) dan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS) di desa-desa yang rawan air bersih.