Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Siapa yang tidak mengenal Tan Malaka, yang memiliki gelar Sutan Ibrahim, sosok yang cukup ‘misterius’ dalam sejarah Indonesia.
Ia adalah tokoh pergerakan, pemikir, sekaligus filsuf yang juga salah satu tokoh founding fathers bangsa Indonesia.
Nanti, pada Selasa Pon 21 Februari 2023, merupakan tepat 74 tahun Tan gugur di Bumi Kediri, tepatnya di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.
“Keputusan Presiden (Keppres) No 53 tahun 1963 berisi tentang penetapan Tan Malaka sebagai pahlawan kemerdekaan. Ini sudah final tidak bisa dipungkiri. Oleh karena jasa-jasa beliau yang cukup besar bagi Bangsa Indonesia, maka seharusnya masyarakat Kediri lebih mengenal beliau,” ujar Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Imam Mubarok.
Selain lebih mengenal, Lanjut Gus Barok, diharapkan Pemkab Kediri bisa ambil bagian dalam mengenalkan Tan Malaka sebagai sosok pejuang kemerdekaan, dan bisa menjadikan makam Tan Malaka sebagai destinasi wisata.
“Tan adalah tokoh penting Bangsa Indonesia yang gugur dan dimakamkan di Selopanggung Kediri,” tambahnya.
Tan Malaka yang dijuluki sebagai Bapak Republik merupakan pucuk penghulu (raja) di kampungnya, Nagari Pandam Gadang, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota Kota, Sumatera Barat.
“Posisi Tan Malaka sangatlah final dan penting bagi kaumnya sendiri. Di wilayah adat dia membawahi 142 niniak mamak atau kaum, di Kelarasan Bungo Setangkai (tiga nagari: Pandam Gadang, Suliki, dan Kurai),” tutur pria yang juga menjabat Ketua Tan Malaka Institut Jawa Timur.
Tan Malaka bergerilya bertahun-tahun, dan melakukan gerakan bawah tanah dalam perjuangan revolusi melawan penjajah asing di bumi Nusantara.
“Tan Malaka adalah sosok yang tak henti-hentinya turut mendesain program-program aksi massa revolusi untuk melawan kaum kolonial,” tegasnya.
Hampir seluruh tokoh pergerakan revolusi dalam melawan pihak kolonial, tak terkecuali Bung Karno, pernah ‘berguru’ kepada Tan soal gerakan revolusi.
Namun, nasib Tan Malaka justru berakhir tragis, karena ia mati di ujung senapan tentara republik di negara yang ia bela.