Metaranews.co, Nasional – Anggota DPR RI sekaligus musisi Ahmad Dhani dinilai rasis ketika berpendapat soal naturalisasi pemain Timnas dalam rapat kerja Komisi X.
Dalam rapat yang digelar pada Rabu (5/3/2025) bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga serta PSSI itu, Ahmad Dhani mengusulkan agar PSSI mengurangi pemain bule.
“Usul saya, kurangilah pemain yang bule. Dalam tanda kutip ras-nya bule, rambut pirang mata biru, buat Indonesia kurang enak dilihat,” celetuk Dhani dikutip Suara.
“Kalau bisa cari (pemain bola) dari yang ras mirip dengan kita, dari Korea dari Afrika. Karena kalau bule dilihatnya gimana gitu, itu cuma usulan saja,” pungkas Ahmad Dhani.
Pernyataan Ahmad Dhani soal bule ini memunculkan komentar negatif di media sosial, ia dinilai rasis karena mendiskreditkan ciri ras tertentu. Berikut beberapa komentar warganet soal celetukan Ahmad Dhani;
“Ahmad Dhani ini rasis dan sangat melecehkan wanita Indonesia,” tutur @triwul**.
“Rasis pol cok!! oplosan pertamina ganti oplosan ras dan gender,” timpal @ilham**.
“Ahmad Dhani really is the Kanye West of Indonesia,” imbuh @yugi**.
Di Indonesia sendiri, istilah bule ditunjukkan kepada orang asing. Seperti apa sejarah dan asal-usul panggilan bule dari orang Indonesia?
Istilah “bule” telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk merujuk pada orang asing, terutama mereka yang berkulit putih dari Eropa atau Amerika. Namun, tahukah Anda bagaimana istilah ini muncul dan berkembang dalam budaya Indonesia?
Kata “bule” diyakini berasal dari istilah “bulai”, yang merujuk pada kondisi albino atau kurangnya pigmen melanin, sehingga kulit tampak sangat putih. Dalam konteks hewan, misalnya, kerbau albino disebut sebagai “kebo bule” dalam naskah Jawa kuno Tantu Pagelaran.
Seiring waktu, istilah “bulai” mengalami penyederhanaan pelafalan menjadi “bule” dan digunakan untuk menyebut orang berkulit putih.
Sejarawan dan cendekiawan terkemuka, Benedict Anderson, memiliki peran signifikan dalam mempopulerkan istilah “bule”. Saat berada di Indonesia, Anderson merasa warna kulitnya menyerupai hewan albino yang disebut “bulai” atau “bule”.
Awalnya, “bule” digunakan untuk menyebut orang asing berkulit putih, terutama dari Eropa dan Amerika. Namun, seiring waktu, maknanya meluas dan kini digunakan untuk merujuk pada semua orang asing di Indonesia, tanpa memandang warna kulit atau asal negara.