Metaranews.co, Kediri- Kasus bullying atau perundungan di Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor Ponorogo beberapa waktu lalu, menjadi keprihatinan publik. Seperti halnya Ponpes Lirboyo Kediri yang mengantisipasi adanya perundungan di lingkungan santri.
Pengurus Ponpes Lirboyo Kediri KH Oing Abdul Muid, mengatakan kasus perundungan tersebut diperkirakan terjadi akibat budaya senior – junior di kalangan santri. Khususnya di lingkup Ponpes Lirboyo, pihaknya melakukan antisipasi dengan budaya pondok dengan adanya pengasuh di masing-masing kelompok.
“Popes Lirboyo menjaga itu dengan budaya pondok, ada satu pengasuh per kelompoknya,” kata KH Oing Abdul Muid, atau tokoh yang akrab disapa Gus Muid.
Dalam proses pembelajaran Ponpes mempunyai santri sekitar 40.000 anak, Gus Muid mengaku sangat meminimalisir tersedia kasus buliying. Dalam satu kelompok santri anak-anak, dipastikan ada satu pengasuh memberikan pengarahan sebagai budaya pondok.
Meskipun tidak menampik kemungkinan praktik bulliying, diperkirakan masih ada. Dengan adanya santri senior – junior, yang kerab luput dari pandangan pihak Ponpes masih berupa hal-hal kecil. Seperti pergantian jam tempat tidur, bergantian jam dikala santri senior dan junior.
“Meskipun ada buliying tapi gak se-fatal itu (sampai dengan kekerasan), kita berusaha meminimalisir,” ujarnya.
Dia turut prihatin atas berbagai kasus yang menerpa para santri di lingkungan pesantren. Diketahui dari berbagai media, ramai kasus terjadi dikalangan ponpes seperti pelecehan seksual, dan perundungan. Bahkan kasus perundungan tersebut sampai menghilangkan nyawa seorang santri.