Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Ejaan nama Bandara Dhoho Kediri tampaknya bakal mengalami perubahan, sebelum diresmikan tahun ini.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana menyampaikan, ada beberapa masukan atas penamaan Bandara Dhoho Kediri yang berada di barat Sungai Brantas itu.
Ejaan Dhoho dengan spelling menggunakan huruf O, dinilai kurang tepat. Sedangkan ejaan Dhoho yang asli menggunakan huruf A, yakni Daha, diambil dari nama Kerajaan Daha.
“Karena dengan dialektika orang Jawa maka menjadi O. Maka ini sedang kita bahas dengan PT Gudang Garam,” kata Bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu, Kamis (26/1/2023).
Mas Dhito menjelaskan, pembahasan tersebut nantinya juga akan membicarakan mengenai budaya Kediri seiring dengan beroperasinya bandara.
Sebab, kelak bandara bakal menjadi cermin atau wajah dari Kabupaten Kediri.
Selain Bandara Kediri, dalam pertemuan itu Mas Dhito juga bakal membahas mengenai proyek Tol Kediri-Tulungagung.
“Seharusnya kemarin kami rapat terkait jalan tol dan bandara (tapi) tertunda, lanjut Februari akan kita rapatkan lagi. Juga terkait budaya dan sebagainya baru bisa menyampaikan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Eko Priatno, menyebut belum mengetahui lebih lanjut terkait konsep budaya dalam menyambut hadirnya Bandara Dhoho Kediri.
Namun, diakui Eko, memang ada sejumlah masukan dari tokoh budaya untuk memasukkan ciri khas budaya Kediri di areal bandara.
“Memang ada sejumlah masukan untuk menyambut operasional bandara dengan wajah budaya Kediri. Namun lebih detail belum mendapatkan informasi,” pungkasnya.