Metara, Malang – Menanggapi laporan banyaknya gedung sekolah yang rusak di Kabupaten Malang, Bupati Malang Sanusi melakukan peninjauan di 10 sekolah yang terletak di beberapa kecamatan, Jumat (29/7/2022).
Peninjauan dimulai di SDN 3 Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Sanusi beserta rombongan datang melihat langsung atap ruang kelas yang nyaris ambrol. Atap tersebut disanggah bambu sejak tahun 2017.
Pihak sekolah telah melaporkan adanya kerusakan gedung sejak tahun 2018 kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, namun belum mendapat perhatian.
Menurut Sanusi, perbaikan gedung sekolah tidak semestinya ditangani oleh Dinas Pendidikan (Dispendik). Ia berencana meminta Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK).
“Rehab seperti ini biasanya ditangani oleh Dispendik. Menurut saya, ini yang menangani harusnya DPKPCK. Biar digarap ahlinya,” ujar Sanusi.
Hal ini agar Dispendik fokus memperbaiki kualitas pendidikan saja. “Kita masih rendah kualitas pendidikannya.” imbuh Sanusi.
Untuk penanganan gedung-gedung sekolah yang rusak tersebut, Sanusi meminta DPKPCK Kabupaten Malang segera melakukan perhitungan estimasi biaya yang diperlukan.
Ia juga menambahkan anggaran rehabilitasi akan diupayakan melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Namun, jika tidak memungkinkan, maka rehabilitasi gedung sekolah akan dianggarkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2023.
SDN 3 Pandanlandung sendiri sebelumnya dilaporkan memiliki empat ruang kelas yang tidak layak. Kerusakan berada pada kuda-kuda atap yang lapuk sehingga rawan ambrol.
“Rusaknya ini karena dimakan usia. Bangunannya berdiri sejak 2006, selama ini hanya ada rehabilitasi kecil-kecilan,” jelas Abdul Ghafur, Kepala SDN 3 Pandanlandung.
Gedung sekolah lain yang ditinjau oleh Sanusi adalah SDN 3 Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Di sekolah ini, kerusakan juga ada pada atap ruangan.
Sebanyak tiga ruangan atapnya mengalami rusak parah sehingga tidak bisa ditempati. Sementara satu ruang guru rusak sebagian, sehingga masih bisa digunakan.
“Atapnya sudah lapuk. Kami panggil tukang (untuk memperbaiki), tukangnya nggak berani naik,” tutur Wahyu Triastutik, Kepala SDN 3 Pakisaji.
Menurut Wahyu, kerusakan telah terjadi sejak tahun 2018. Pihaknya juga telah melapor ke Dispendik Kabupaten Malang, namun tidak mendapat perhatian.
Sejak tahun ajaran baru 2022/2023 ini sebagian murid-murid SDN 3 Pakisaji harus rela masuk siang karena keterbatasan ruang kelas, sehingga mereka harus bergantian.
Ia optimistis perbaikan gedung sekolahnya diprioritaskan Pemerintah Kabupaten Malang. “Kemarin sudah ada sosialisasi. Kami juga termasuk (yang dapat bantuan perbaikan gedung),” tutup Wahyu.(Rentaka)