Dekati Lebaran, RPH Surabaya Potong 200 Sapi Perhari

Metaranews.co
Ilustrasi daging sapi. (pexels)

Metaranews.co, Surabaya– Idul Fitri 1443 Hijriah kurang beberapa hari lagi. Momentum tersebut membuat harga daging di Kota Surabaya merangkak naik sekitar 10 persen. Hal ini disebabkan adanya kenaikan permintaan dari masyarakat. Bahkan, ada kenaikan pemotongan jumlah sapi.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PD RPH) Surabaya, Fajar Arifianto Isnugroho, mengatakan kenaikan harga daging ini masih relatif stabil, yakni berkisar pada sekisar Rp 110-120 ribu perkilogram.

Bacaan Lainnya

“Mau lebaran wajar ada kenaikan karena permintaan daging meningkat,” kata Fajar.

Tak hanya urusan kenaikan harga, namun pihaknya juga mencatat ada kenaikan jumlah pemotongan sapi pada tiga hari terakhir. Kini permalam mencapai 200 ekor sapi permalam. Biasanya pemotongan sapi, kata Fajar, sebanyak 160 ekor permalam.

“Insyaallah pasokan daging di Surabaya relatif aman. Tiga hari terakhir jumlah sapi yang dipotong RPH meningkat rata-rata 200 ekor sapi per malam,” ujarnya.

Terpisah, kenaikan harga ini memang dirasakan juga oleh pedagang di Pasar Wonokromo. Seperti halnya, Ahmad, salah seorang pedagang daging sapi yang menjual di pasar tersebut dengan harga Rp 120 ribu. Ia juga mewajari kenaikan ini dikarenakan momentum mendekati lebaran.

“Harga daging sekarang 120 itu daging yang nomor 1. Yang biasa Rp100-110 sekarang naik,” terangnya.

Rohmah pedagang daging di Pasar Wonokromo mengatakan, harga sekilo daging sapi semula berkisar Rp 110-115 ribu. Kenaikan harga diperkirakannya sudah berlangsung dua bulan kebelakang.

“Rp 120 ribu, kemarin Rp 110-115. Sudah dua bulana ini naik,” kata Rohmah.

Hal yang sama juga dirasakan Rohmah (32) pedagang daging Pasar Wonokromo, mengungkapkan, ketika harga daging sapi naik, pelanggan akan turun.  Sehingga kebanyakan mereka akan mengurangi jumlah pembelian. Tak hanya itu, kenaikan itu juga bakal berpengaruh pada minat masyarakat pada daging sapi. Mereka bakal cenderung pindah ke daging ayam yang punya harga lebih stabil di pasaran.

“Kalau naik terus pembeli berkurang, pindah ke (daging) ayam semua, daging Ayam stabil, paling parah 34-38 sekilonya,” imbuhnya.

Lebih lanjut Rohmah pun berharap untuk Pemerintah supaya ada solusi guna mencegah lonjakan yang semakin signifikan.

“Ya pingin gak naik lagi, kalau bisa turun lah,” terangnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *