Metaranews.co, Kediri – Sudah saatnya sentuhan teknologi digital ambil bagian dalam membuat motif tenun ikat kediri. Desain digital ini harus aplikatif sebab ada perbedaan bentuk ketika digambar dengan teknik digital dan saat diaplikasikan.
Piksel di media digital berbentuk persegi sementara media tenun akan memanjang sehingga perlu disesuaikan. Hal ini mendasari diselenggarakannya Lomba Desain Motif Tenun Ikat Kota Kediri 2022, menghasilkan motif tenun ikat yang digambar dengan teknik digital dan bisa diaplikasikan.
Menurut Siti Ruqayah, penenun sekaligus juri untuk lomba ini mengatakan bahwa dalam membuat motif digital harus memperhatikan bentuk dan detail yang disesuaikan dengan kemampuan antarbenang membentuk kembali motif tersebut setelah diwarnai.
Secara garis besar, proses aplikasi motif dimulai dengan menggambar di atas benang yang sudah ditata membentuk bidang datar. Kemudian tatanan benang itu dibongkar untuk diwarnai, baru ditenun membentuk kain. Pada saat menjadi kain, garis-garisnya tidak lurus melainkan bergerigi.
“Pernah saya membuat motif burung cenderawasih, jadinya malah seperti emprit,” katanya. Oleh sebab itu, motif yang selama ini dibuat sebatas pada bentuk abstrak dan bentuk dari benda-benda di sekitar. Misalnya motif bunga, motif air, motif biji kopi, dan lain-lain. Jarang sekali membuat motif satwa karena kesulitan saat menenun.
Melalui kompetisi ini, para desainer mampu membuat desain yang aplikatif. Hal yang menarik ketika melihat karya pemenang, mereka berhasil menangkap simbol dari masing-masing bentuk sehingga meski bukan realis, namun orang akan mengerti bentuk yang dimaksud.
Bango Tong Tong karya Nurrina Fajrin berhasil memikat juri menjadi juara satu. Selain karena bentuknya yang aplikatif, Bango Tong Tong memiliki muatan kearifan lokal yang merupakan bagian dari Kisah Panji Asmorobangun di Kediri.
Sedangkan Dita Hikmahwati meraih juara 2 dengan judul karya _Serinjing_, dan juara 3 diraih oleh Ariliya Sabila Putri dengan judul karya _Manusuk Sima_. Pemenang berhak mendapatkan uang tunai dan beasiswa.
Juri dalam perlombaan ini Siti Ruqayah perajin tenun, Rony Setiyawan desainer grafis, Dimas Bramasto Ilustrator, dan Erki Setyandari Guru SMKN 3 Kediri.
“Jangan lupa, setelah mengaplikasikan motif ini, nanti dibikin katalog. Saya akan terus promosikan agar tamu yang mampir ke Kota Kediri membeli tenun ini,” tutup Abu.