Hardiknas 2023, Presiden Jokowi Sebut Pendidikan Tanggung Jawab Bersama

Hardiknas
Ilustrasi suasana kelas. (Sumber foto by Twitter @jokowi)

Metaranews.co, News – Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, jika pendidikan adalah tugas dan tanggung jawab bersama.

Sebagai informasi, tepat pada hari ini, Selasa (2/5/2023) diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas. Jokowi dalam cuitan akun Twitter pribadinya mengatakan jika pendidikan merupakan tugas bersama.

Bacaan Lainnya

Tugas bersama yang dimaksud oleh Jokowi, memajukan pendidikan bukan hanya tugas pemerintah saja. Melainkan juga ada peran keluarga didalamnya.

Hardiknas
Ilustrasi suasana kelas. (Sumber foto by Twitter @jokowi)

“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat,” cuit Jokowi dalam akun Twitter pribadinya, @jokowi seperti dilihat Selasa (2/5/2023).

Lebih lanjut, pria asal Solo itu mengatakan, untuk memajukan pendidikan di Indonesia, hanya bisa dilakukan dengan semangat kebersamaan, kerja keras dan cerdas.

“Hanya dengan semangat kebersamaan, kerja keras, dan cerdas, maka pendidikan di Indonesia bisa semakin maju,” katanya.

Dengan menggunakan prinsip kebersamaan itu, Jokowi meyakini, pendidikan di Indonesia akan menuju ke arah perubahan dan semakin maju.

“Kita dapat memajukan pendidikan untuk menyongsong dan mengelola Indonesia yang maju,” optimis presiden.

Untuk diketahui, Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan lahirnya tokoh nasional Indonesia yang dikenal sebagai bapak pendidikan nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Ia lahir dari keluarga kaya pada masa penjajahan Belanda.

Ki Hajar Dewantara mulai dikenal masyarakat Indonesia karena keberaniannya menentang kebijakan pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda saat itu.

Saat itu, hanya anak keturunan Belanda dan anak orang kaya saja yang bisa mengenyam pendidikan. Ia kemudian mengkritisi kebijakan yang dinilai sangat tidak adil itu.

Akibat keberaniannya mengkritik pemerintah Hindia Belanda, ia diasingkan ke Belanda. Setelah diasingkan, ia kembali ke Indonesia dan membuat strategi baru untuk kemajuan pendidikan di Indonesia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *