Kapolda Jatim Beber Kronologi Tragedi Kanjuruhan yang Menewaskan Ratusan Orang

metaranews.co
Tragedi Kanjuruhan Sabtu (1/10/2022) malam. (Mashum/Metaranews)

Metaranews.co, Malang – Buntut kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang membuat 127 orang meninggal dunia pada Sabtu (1/10/2022) malam. Bahkan, 180 orang mendapat perawatan serius di rumah sakit dalam tragedi Kanjuruhan.

Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menjelaskan kronologi peristiwa yang membuat ratusan korban ini meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan. Sebelum pertandingan berjalan, ia mengatakan bahwa Polri, panitia penyelenggara, dan instansi terkait telah melakukaan koordinasi dan sepakat pertandingan hanya boleh disaksikan langsung oleh supporter Arema FC.

Bacaan Lainnya

“Sehingga tidak ada supporter dari Persebaya,” kata Nico.

Ia menambahkan bahwa supporter Persebaya melaksanakan nonton bersama (nobar) di beberapa titik di Kota Surabaya. Pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya berjalan tanpa ada masalah.

“Terkait proses pertandingan tidak ada permasalahan. Semuanya selesai,” ujar Nico.

Masalah terjadi setelah pertandingan, imbuh Nico, ketika beberapa suporter Arema FC tidak bisa menerima kekalahan dari Persebaya. Padahal selama 23 tahun Arema FC selalu menang saat melawan Persebaya Surabaya di kandang sendiri.

“Rasa kekecewaan itu yang menggerakkan para penonton untuk turun ke tengah lapangan untuk mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan (rasa kecewa),” jelas Nico.

Untuk mencegah para supporter masuk lapangan dan mengejar para pemain, petugas keamanan melakukan upaya-upaya pengalihan. Namun, karena dirasa para supporter sudah anarkis, petugas menembakkan gas air mata.

“Ketika sudah mulai menyerang petugas, sudah mulai merusak mobil,” imbuh Nico.

Untuk menghindari gas air mata, para suporter kemudian berusaha keluar stadion melalui satu titik sehingga terjadi penumpukan. Sehingga terjadi tragedi Kanjuruhan.

“Karena gas air mata, para supporter keluar ke satu titik yaitu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan. Di dalam proses penumpukan itulah, terjadi sesak napas, kekurangan oksigen,” kata Nico.

Petugas medis kemudian melakukan penolongan terhadap supporter yang mengalami sesak napas. Nico menegaskan bahwa tidak semua supporter kecewa akan hasil pertandingan. Di antara 40 ribu penonton yang hadir, 3 ribu di antaranya masuk ke tengah lapangan. Sementara sisanya tertib.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *