Metaranews.co, Malang – Bomber Arema FC, Abel Camara mengaku melihat secara langsung beberapa Aremania meninggal dunia dalam insiden kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (2/10/2022).
Pemain asal Portugal itu menyebut kericuhan dimulai usai Timnya kalah dari Persebaya Surabaya. Banyak suporter yang kemudian masuk di lapangan.
“Ada ketegangan di udara. Setelah kami kalah, kami pergi untuk meminta maaf kepada para penggemar. Mereka mulai memanjat pagar, pagar, kami pergi ke ruang ganti,” kata Abel Camara dalam sebuah wawancara dengan media Portugal, dikutip Mais Futebol,
Abel mengatakan, beberapa jam berikutnya ia melihat ada suporter yang terkena tembakan gas air mata. Sehingga, sedikitnya ada tujuh orang yang meninggal tergeletak di hadapan mata kepalanya. Setelah itu, Abel dan kolega sempat tertahan di stadion dan pada akhirnya bisa melepaskan diri.
“Sejak saat itu kami mulai mendengar tembakan, mendorong. Kami memiliki orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami. Kami memiliki sekitar tujuh atau delapan orang tewas di ruang ganti,” tutur Abel Camara.
Lebih lanjut, Abel menyebut dalam insiden tersebut dirinya dan sejumlah pemain sempat tertahan selama 4 jam karena situasi yang belum kondusif.
“Kami harus tinggal di sana selama empat jam sebelum mereka berhasil mendorong semua orang menjauh. Ketika kami pergi, ketika semuanya lebih tenang, ada darah, sepatu kets, pakaian di seluruh aula stadion. Ketika kami meninggalkan stadion dengan bus, ada mobil sipil dan polisi yang terbakar, tetapi kami memiliki perjalanan yang mulus ke pusat pelatihan kami, kami mengambil mobil dan pulang. Sekarang kami berada di rumah, menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi,” tutup Abel Camara.