Metaranews.co, Kediri- Dari rakyat dan bermanfaat untuk rakyat. Begitulah keyakinan Khusnul Arif, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kediri. Ia terus berusaha untuk memajukan UMKM desa-desa di Kabupaten Kediri. Sosok lulusan sarjana membangun desa melekat sosok Khusnul Arif yang serius membuat terapan program untuk desa-desa di DPRD ini patut menjadi teladan bagi sarjana milenial.
Memulai dari keterbatasan finansial, tahun 1994 menjadi masa sulit oleh Khusnul Arif, atau pria yang disapa Pipin. Usai lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 1994, Ia sempat tiga kali gagal mendaftarkan diri seleksi memasuki universitas. Bimbingan belajar pun dilakoni sembari menunggu buka pendaftaran masa perkuliahan.
“Lulus SMA nganggur setahun, terkendala finansial, kemudian ikut bimbel saja untuk masuk UNPTN masuk tahun kedua. Ternyata juga masih belum rejeki,” kata Pipin, saat diwawancarai Metaranews.co.
Hingga pada tahun 1996, tekadnya membawa hasil mendaftarkan diri menjadi mahasiswa Diploma-3 (D3) di Universitas Brawijaya Malang, Fakultas Ilmu Administrasi. Dilanjutkan jenjang lebih tinggi Strata-1 (S1) pada tahun 1999 berikutnya.
Saat masih menjadi mahasiswa, keterbatasan finansial mengharuskannya mencari pendapatan tambahan. Salah satu cara yang dilakoninya ialah bekerja disela-sela belajar di kampus. Hingga wisuda menjadi seorang sarjana,dinyatakan lulus tahun 2002 silam.
“Belum dinyatakan lulus, sudah diterima kerja di salah satu perusahaan seluler terbesar di Indonesia. Jadi karyawan,” Sekretaris DPD Partai NasDem Kabupaten Kediri ini.
Perjalanannya menjadi seorang DPRD, kata Pipin, masih belum terfikirkan saat itu, dimana masih menjadi karyawan perusahaan usai lulus kuliah. Usai lebih dari 12 tahun, tekad resign dari pekerjaan dilakukan demi mewujudkan minatnya sebagai wirausahawan, sesuai keahlian bidang kesarjanaannya sales distribusi produk.
Selama menjadi wirausahawan, menjabat anggota DPRD pun tidak disangka-sangka didapatkannya melalui jejaring pertemanan.
“Saat itu, wirausaha jamu herbal dan pengembangan radio, tahun 2019 ada teman maju dari provinsi ke DPR RI Pak Nurhadi. Niat awalnya hanya membantu, namun juga terpilih maju DPRD,” jelas pria kelahiran 1976 ini.
Motivasi tinggi menjadi seorang sarjana, kata Pipin, sudah keniscayaan kemajuan zaman belajar tidak cukup dalam waktu 9 tahun, tamat SMA. Menjadi sarjana dapat menjadi solusi mengikuti pesatnya perkembangan dunia dalam ekonomi, teknologi, maupun informasi. Menurutnya semangat seorang sarjana bukan hanya sebagai gelar tapi juga, sebagai kebutuhan.
“Memang seharusnya pendidikan sampai sarjana,” terangnya.
Sebagai anggota DPRD Kabupaten Kediri dari Partai NasDem, berbagai upaya juga dilakukan sebagai solusi pengentasan isu sosial. Termasuk potensi para lulusan sarjana mengalami kendala mencari kerja atau pengangguran.
Menurutnya, lulusan seorang sarjana dari tahun ke tahun tidak berbanding lurus dengan angka kebutuhan lowongan pekerjaan. Sehingga tidak berimbang. Maka perlunya pengalaman ketika bisa berinteraksi dengan lingkungan, menjadi bekal sudah punya kematangan secara teori dan skill untuk mencari peluang pekerjaan.
Salah satu solusinya yakni berwirausaha, masuk dalam kategori Usaha Mikro dan Menengah (UMKM) yang dikawalnya hingga ke desa-desa.
“Biar survive, UMK ini bagian dari pekerjaan yang bisa tumbuh dan berkembang, kita NasDem melakukan pendampingan ke arah sana, sementara Legislatif tengah mendorong upaya pengadaan job fair lapangan kerja,” ujarnya.
Menjadi anggota DPRD baginya sudah tekad bagian lulusan sarjana untuk membangun daerah, khususnya Kabupaten Kediri. Sejumlah visi dan misi dibawa dari berbagai suara lapisan masyarakat dengan tujuan kemanfaatan.
“Sering-sering turun ke masyarakat, sebagai misi saya untuk mendengar aspirasi. Memang ingin memberikan manfaat untuk masyarakat,” pungkasnya.