Metaranews.co, News – Menanti hilal, sebagai penentu awal Ramadan 1444 H. Proses menanti hilal, bukan hanya sekedar menunggu, namun ada beberapa tahapan yang dilakukan.
Tahapan itulah yang terangkum menjadi satu menjadi Sidang Isbat. Sidang ini ditujukan untuk menentukan kapan jatuhnya awal Ramadan dan Idul Fitri.
Melansir dari situs Kementerian Agama, sidang isbat merupakan penetapan untuk menentukan awal bulan dalam penanggalan Hijriyah.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, penetapan awal Ramadan 2023 akan dilakukan melalui mekanisme rapat isbat yang akan difasilitasi Kementerian Agama RI.
Dalam sejarah pelaksanaan sidang isbat didokumentasikan dengan baik melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia.
Rapat isbat (penentuan) awal Ramadhan dan Syawal biasanya dipimpin langsung oleh Menteri Agama secara resmi. Musyawarah Isbat sendiri telah dilaksanakan sejak tahun 1950-an.
Dalam rapat isbat, hasil hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan) dipelajari bersama untuk mendapatkan keputusan yang tepat dan terbaik.
Hisab dan rukyat adalah dua metode yang biasa digunakan untuk menentukan awal Ramadhan.
Dalam menentukan hisab berdasarkan perhitungan astronomis yang dilihat berdasarkan posisi matahari dan bulan terhadap bumi. Posisi matahari sangat penting, hal ini karena matahari merupakan standar shalat umat Islam.
Sedangkan rukyat adalah metode penentuan penanggalan Hijriyah yang bertumpu pada pengamatan hilal (rukyat) secara langsung. Jika bulan sabit (hilal) tidak terlihat, penanggalan Hijriah secara otomatis terpenuhi (istikmal) menjadi 30 hari.
Dalam rapat Isbat tersebut, perbedaan hisab dan hilal tidak dibahas, tetapi diakomodasi dan dibahas untuk pertimbangan Menteri Agama dalam mengambil keputusan penetapan awal Ramadhan 1444 Hijriah.
Sejak awal rapat isbat, sistem dan prosedur pelaksanaannya masih sangat terbatas dan belum berjalan sempurna. Hingga saat ini, sidang isbat telah berjalan dengan sempurna dan telah menggunakan badan khusus di bawah Kementerian Agama yang diberi nama Badan Perhitungan Rukyat (BHR).
Tahapan Majelis Isbat
Majelis Isbat adalah proses resmi untuk menentukan awal bulan Hijriah. Tahapan sidang isbat biasanya meliputi:
1. Pengamatan hilal : Para astronom atau astronom mengamati hilal pada malam pertama bulan Islam. Mereka mencari tanda-tanda awal bulan, seperti bulan sabit yang muncul di ufuk barat setelah matahari terbenam.
2. Pelaporan Pengamatan : Astronom atau ahli astronomi melaporkan hasil pengamatannya kepada Badan Hisab Rukyat (BHR) yang bertugas untuk menentukan awal bulan Islam.
3. Pemeriksaan kelayakan pengamatan: BHR melakukan pemeriksaan terhadap laporan pengamatan. Mereka memastikan bahwa pengamatan dilakukan dengan benar dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
4. Pengumuman hasil : Setelah memastikan observasi telah dilakukan dengan benar dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan, BHR mengumumkan hasil rapat isbat. Hasil rapat Isbat menentukan kapan bulan Hijriyah dimulai.
5. Implementasi hasil: Hasil musyawarah isbat diterapkan oleh umat Islam untuk menentukan awal bulan Islam. Penting untuk menentukan waktu ibadah seperti puasa, sholat dan kegiatan keagamaan lainnya.
Namun, proses sidang isbat dapat berbeda-beda di setiap negara atau wilayah tergantung pada kebijakan dan peraturan yang berlaku.
Itulah pengertian dan tujuan dari diselenggarakannya sidang isbat, serta tahapan yang harus dilalui. Menentukan awal Ramadan merupakan momen yang paling ditunggu oleh umat Islam di Indonesia khususnya.