Metaranews.co, Malang – Walikota Batu, Dewanti Rumpoko belum dapat memastikan kapan harga minyak Rp11.000 – 14.000 di pasar tradional diterapkan di wilayah Kota Batu. Sebab hingga kini stok lama para pedagang masih belum habis.
Seperti diberitakan sebelumnya, harga migor di Kota Batu di pasaran masih berkisar di angka Rp20.000-25.000. Padahal, pemerintah pusat telah mensubsidi bahan pokok untuk penyeragaman harga yakni Rp 11-14 ribu.
Kondisi ini, dijelaskan Dewanti, adalah kondisi yang wajar mengingat masih dalam proses adaptasi karena pedagang masih harus menghabiskan stok lama yang didapat dengan harga normal.
Dengan kenaikan harga dan penyeragaman harga oleh pemerintah ini, pedagang tidak bisa serta-merta menjual dagangannya dengan harga di bawah harga belinya. Pedagang, kata dia, pasti punya perhitungan sendiri.
‘Mereka masih harus menghabiskan stok lama itu. Baru ketika ada supply barang baru, ya pedagang bisa dijual dengan harga murah. Saya pikir maklum saja karena tidak mungkin ada regulasi, besok harinya langsung dilakukan,” ungkap dia, Rabu (9/2/2022).
Lebih lanjut, pihaknya juga akan mengadakan pasar murah untuk menstabilkan harga bahan pokok, apalagi sudah dekat hari raya Idul Fitri. Dalam waktu dekat masih akan dikoordinasikan dengan pihak suplier.
Di lain sisi, pihaknya dalam waktu dekat juga akan melakukan inspeksi mendadak dalam rangka sosialisasi harga minyak. Sidak perlu agar menjadi peringatan bagi oknum pedagang tak bertanggung jawab.
”Nanti kita akan sosialisasi lebih luas. Kita tunggu nanti di waktu yang tepat,” tambahnya.
Seperti diketahui, akibat melambungnya harga minyak goreng ini berdampak luas bagi pedagang bahkan hingga di tingkat pengecer. Kondisi ini juga sempat membuat komoditi migor jadi langka.