Metaranews.co, Kediri – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kediri telah mengevakuasi puluhan satwa liar jenis kucing hutan selama periode bulan Januari – Oktober tahun ini.
Kepala Resort Konservasi BKSDA Wilayah 1 Kediri David Faturahman mengatakan, kucing hutan yang di evakuasi tersebut didapat dari Kabupaten Kediri bagian barat perbatasan pegunungan Wilis.
“Kiranya yang pernah saya tangani ada sekitar 6 ekor, dengan teman-teman lain ditotal bisa puluhan jumlahnya,” kata David, Rabu (2/11/2022).
David menyebut, kucing hutan menjadi salah satu satwa yang sering dijumpai saat panen tebu oleh masyarakat.
Menurut David, evakuasi dilakukan dari hasil laporan masyarakat, dikhawatirkan bakal menjadi perburuan pihak tidak bertanggung jawab.
Rata-rata penenmuan kucing hutan ini berusia anakan, kemudian juga ada yang ditemukan usia menjelang dewasa.
Masih kata David, kucing hutan ini berjenis karnivora pemakan satwa-satwa kecil seperti jangkrik, kadal, dan ular.
Hasil temuan itupun selanjutnya, dievakuasi untuk diamankan ke habitat yang lebih aman.
“Kita mengamankan beberapa kali, ada yang kita titipkan ke lembaga konservasi Madiun, ada yang langsung kita rilis memungkinkan kita rilis, biar tidak lama di kandang transit. Dikhawatirkan kesulitan untuk pemulihan lepas liar,” tukasnya.
Selain kucing, sejumlah satwa liar dilindungi jenis Trenggiling juga ditemukan warga di Desa Kalipang Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri, Selasa (2/11) kemarin.
Kemudian evakuasi temuan satwa trenggiling ini, dilanjutkan lepas liar di Cagar Alam Desa Manggis Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Sebab dari cerita warga masyarakat setempat, hewan kategori dilindungi ini rentan diburu masyarakat.
“Memang ada yang berupaya memburu satwa ini. Kemudian trenggiling ini diamankan penyelamatan ke habitat aslinya jauh dari pemukiman yakni Cagar alam Manggis Kepung, wilayah konservasi ada penjagaan penuh dari BKSDA. Insyaallah lebih terjaga, dari pada tempat yang lain,” pungkas David.