Saat Wisata Berbasis Budaya di Kediri ‘Gagap’ Sambut Beroperasinya Bandara Dhoho

Kediri
Caption: Petilasan Prabu Sri Aji Jayabaya di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Wisata budaya di Kabupaten Kediri tampaknya belum siap menyambut Bandara Dhoho Kediri, yang dijadwalkan beroperasi akhir tahun ini.

Dengan adanya bandara, apalagi terhubung jalan tol, pengunjung ataupun wisatawan dari luar daerah maupun mancanegara sangat mungkin datang karena rasa penasarannya dengan Kediri.

Bacaan Lainnya

Namun potensi ini sepertinya belum ditangkap oleh sejumlah destinasi wisata berbasis budaya di Kabupaten Kediri.

Petilasan Prabu Sri Aji Jayabaya di Desa Menang, Kecamatan Pagu, misalnya.

Salah satu obyek wisata budaya yang menjadi ikon Kabupaten Kediri ini seakan belum siap menyambut wisatawan yang berkunjung ke Kediri dengan pesona budayanya.

“Sepertinya belum siap, karena sejumlah penataan masih belum terkoordinir,” ucap Humas Pariwisata Petilasan Prabu Sri Aji Jayabaya, Hartono, kepada Metaranews.co, Sabtu (28/1/2023).

Hartono menyebut ketidaksiapan tersebut dimulai dari akses infrastruktur, yakni jalan masuk menuju lokasi wisata yang dinilainya terlalu sempit.

Untuk pengunjung Petilasan Prabu Sri Aji Jayabaya yang menggunakan bus ukuran besar diharuskan parkir sejauh 500 meter dari lokasi wisata.

Bahkan lokasi wisata yang berada di Pamoksan tidak mempunyai lahan parkir luas untuk pengunjung.

Penerangan lampu juga dinilai masih belum merata, akibat lokasi wisata yang berada di tengah area persawahan.

“Untuk bus sulit untuk masuk. Bisapun masuk di perkirakan lokasi Pure, berjarak 500 meter jalan kaki,” tutur Hartono.

Selanjutnya, kata Hartono, desain bangunan wisata religi itu masih jauh dari proyeksi gambaran sempurna.

Menurutnya, banyak yang masih perlu dibangun seperti pintu gerbang, juga relief tambahan gapura bagian tengah perlu dipercantik lagi. Pengecatan juga masih belum disempurnakan.

“Secara bangunan kalau melihat dari desain mengadopsi asalnya Yogyakarta, masih 65 persen,” jelasnya.

Penginapan di kawasan wisata religi ini juga hanya ada satu. Penginapan tersebut berupa rumah warga yang secara pribadi mempersilahkan pengunjung luar kota memesan kamar.

“Kalau masyarakat menyambung baik pengunjung dari dalam maupun luar kota, paling banyak pengunjung ke sini malam Jumat legi,” kata dia.

Kediri
Caption: Petilasan Prabu Sri Aji Jayabaya di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Doc: Anis/Metaranews.co

Juru Kunci Petilasan Prabu Sri Aji Jayabaya, Sugino, mengamini bahwa pihaknya belum siap menyambut hadirnya Bandara Dhoho yang direncanakan beroperasi akhir tahun ini.

Sebenarnya pengunjung Petilasan Prabu Sri Aji Jayabaya cukup banyak. Saban bulannya, ada sekitar ratusan orang yang datang ke wisata religi di Kabupaten Kediri ini.

Pengunjung tersebut, kata Sugino, datang dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, juga ada pengunjung dari luar negeri seperti Malaysia dan Thailand.

Para pengunjung itu datang terutama pada Jumat legi.

‘Kalau setiap Jumat legi lebih dari seratus,” ucap Sugino.

Sugino menyebut para pengunjung itu tidak hanya didominasi masyarakat sipil, namun juga para pejabat seperti Kepala Desa, Polisi, hingga TNI.

“Pada umumnya mereka berkeyakinan permintaannya bakal dikabulkan,” jelasnya.

Mbah Gino, sapaan akrab Sugino menuturkan, Petilasan Prabu Sri Aji Jayabaya ini konon bermula dari Ki Ageng Plered yang melakukan ritual kain putih.

Hasilnya, diketahui terdapat sebuah bangunan seperti pemandian para putri raja, sumber air, serta Pamoksan yang dipercaya moksanya Prabu Sri Aji Jayabaya, Raja Kerajaan Kediri.

Disupport Pemda

Menurut Mbah Gino, pengelolaan kawasan wisata religi ini tak pernah luput dari perhatian pemerintah daerah yang terus memberikan sejumlah bantuan.

Terakhir, kata Mbah Gino, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, telah memenuhi permintaan keramik kolam atas Sendang Tirto Kamandanu.

Sementara itu, Sekda Kabupaten Kediri Moch Sholikin mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut beroperasinya bandara.

Termasuk penataan Petilasan Prabu Sri Aji Jayabaya, yang oleh Sholikin, disebut bakal dilengkapi dengan pembangunan museum tahap dua, lokasinya bersebelahan dari kawasan wisata religi ini.

Sholikin menyebut museum tersebut bakal dilengkapi dengan akses jalan langsung dari kawasan petilasan menuju Jalan Raya.

“Itu satu paket kawasan museum, masuk tahap dua,” sebutnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *