Metaranews.co, Blitar – Seorang santri berinisial MAR (13) babak belur usai menjadi korban pengeroyokan oleh rekan sesama santri hingga harus menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat.
Kasus pengeroyokan terhadap santri salah satu ponpes di Sutojayan, Blitar tersebut kini dilaporkan ke polisi. Polisi masih menyelidiki kejadian itu dengan memeriksa 21 saksi.
“Saat ini masih dilakukan penyelidikan, termasuk memeriksa saksi-saksi. Termasuk yang mengetahui atau melihat kejadian itu (dugaan pengeroyokan),” ujar Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Febby Pahlevi Riza, Sabtu (6/1/2024).
Febby menyebutkan ada sekitar 21 saksi yang dimintai keterangan. Para saksi adalah rekan korban, pengurus ponpes, orang tua dan sebagainya. Selain itu, polisi juga masih menunggu proses visum.
“Untuk sementara ada sekitar 21 orang, yang jelas saksi yang sekiranya melihat atau mengetahui kejadian itu,” jelasnya.
Sementara terkait penyebab dugaan pengeroyokan, Febby mengaku masih belum dapat memastikan. Itu karena polisi masih melakukan penyelidikan dan mendalami keterangan dari para saksi. Dari informasi yang dihimpun, pengeroyokan itu terjadi karena korban dituduh mencuri uang milik sejumlah santri.
“Penyebab masih belum diketahui. Karena memang masih penyelidikan lebih lanjut oleh Satreskrim Polres Blitar,” imbuhnya.
Saat ini, Kata Febby, korban masih mendapatkan perawatan secara intensif di RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi. Sehingga belum dapat dimintai keterangan terkait kejadian dugaan pengeroyokan itu.
“Untuk korban masih dirawat secara intensif ya, jadi belum bisa dimintai keterangan. Yang jelas kami masih tangani itu (kasus dugaan pengeroyokan),” tutupnya.