Suhu Panas di Jatim Serasa di Gurun, Ini Penjelasan BMKG

Suhu Panas di Jatim
ilustrasi untuk Suhu Panas di Jatim (Freepik)

Metaranews.co, News – Suhu panas di Jatim beberapa hari terakhir serasa berada di gurun. Hal tersebut lantaran adanya peningkatan suhu yang signifikan terutama pada malam hari sehingga menyebabkan udara terasa gerah dan sumuk.

Terkait hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan.

Menurut Kepala BMKG Juanda Taufiq Hermawan, fenomena yang terjadi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pergerakan semu matahari.

Saat ini, lintasan matahari bergerak menjauh dari wilayah Jawa Timur dan telah berada di posisi Samudera Hindia.

Perubahan posisi matahari ini memengaruhi suhu permukaan laut di Samudera Hindia selatan Jawa Timur, yang kemudian berdampak pada suhu di wilayah Jawa Timur, termasuk Surabaya.

Selain itu, suhu permukaan laut di Selat Madura juga berkontribusi terhadap peningkatan suhu di Surabaya dan sekitarnya.

Faktor lainnya adalah fase pancaroba yang saat ini sedang berlangsung di sebagian besar wilayah Jawa Timur.

Pada masa ini, pembentukan awan sebagian terjadi dan penguapan terhambat di beberapa daerah, sehingga energi panas terakumulasi dan membuat suhu terasa lebih tinggi.

Lebih lanjut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kondisi panas ini akan berlangsung hingga sepekan ke depan.

Ia menyebutkan bahwa pihaknya akan melihat dinamika atmosfer lebih lanjut, apakah terdapat gangguan lain yang bisa berpengaruh etrhadap cuaca di Surabaya dan sekitarnya.

Berdasarkan pantauan BMKG, suhu tertinggi tercatat di Lamongan dengan 38,1 derajat Celsius, diikuti Pasuruan 37,9 derajat Celsius, dan Jombang 37,8 derajat Celsius. Sementara itu, suhu di Surabaya Utara berkisar antara 36 hingga 37 derajat Celsius.

Di kawasan Tapal Kuda, suhu masih berada di angka 33-34 derajat Celsius, sedangkan daerah Mataraman berkisar antara 32-35 derajat Celsius.

Dalam menghadapi fenomena yang terjadi saat ini, masyarakat disarakankan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan yang bisa menyebabkan dehidrasi dan mengurangi paparan sinar matahari secara langsung.

BMKG juga mengingatkan adanya potensi kebakaran lahan terutama di daerah dataran tinggi akibat kegiatan membakar sampah. Untuk itu, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap waspada serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.

Pos terkait