Metaranews.co, Sangatta – Kemenangan Kutai Timur sebagai juara umum Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-45 Tingkat Kalimantan Timur menjadi sorotan penuh haru dan bangga dari berbagai kalangan, termasuk legislator daerah pemilihan Kutim, Berau, dan Bontang, Sulasih.
Ajang bergengsi yang digelar pada 10 hingga 19 Juli 2025 di Sangatta ini tak hanya menghadirkan prestasi gemilang, namun juga semangat religius yang mengakar kuat.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim itu menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian para peserta dari Kutim. “Alhamdulilah tentunya bangga bisa menjadi juara umum dan prestasi yang luar biasa bagi individu maupun daerah. Dan semoga generasi‑generasi muda semakin terinspirasi, lebih mencintai Al‑Qur’an, serta mampu mengamalkan dan membacanya,” tuturnya kepada media ini, Minggu (20/7/2025).
Ia menilai bahwa keberhasilan ini adalah bentuk amanah yang harus dijaga dan terus diperkuat. “Ini suatu kebanggaan dan kita diberi amanah yang lebih besar lagi sebagai juara umum,” imbuh Sulasih, yang juga menjabat Sekretaris Fraksi PKB DPRD Kaltim.
Lebih lanjut, ia menitipkan harapan kepada masyarakat Kutim untuk senantiasa merawat kecintaan terhadap Al-Quran sebagai bagian dari identitas spiritual. “Sampaikan ke masyarakat Kutim yang tercinta bahwa Al‑Quran itu harus tetap bersama kita,” katanya menegaskan.
Dominasi kontingen Kutim memang tak terbantahkan. Di kategori Tilawah Dewasa, Nadita Aisyah Fiti dan Suroto Daldy masing-masing dinobatkan sebagai Quriah dan Qari terbaik. Cabang Qira’at Mujawwad Dewasa juga menghasilkan juara dengan nilai nyaris sempurna, yakni Imranul Karim dengan 99,33 poin.
Prestasi berlanjut pada cabang Tafsir Bahasa Inggris dengan Muhammad Abdin Syakir dan Sri Endang Budi Astuti masuk tiga besar. Sektor kaligrafi pun menyumbang medali emas melalui Ariel Anggara dan Muhammad Satrian, sedangkan cabang KTIQ mencatat Muhammad Yoga Julyanur sebagai penulis terbaik putra.
Kutim merajai klasemen akhir dengan 627 poin, jauh meninggalkan pesaing terdekat Kutai Kartanegara (424 poin) dan Samarinda (419 poin). Dominasi ini membuktikan bahwa pembinaan keagamaan di Kutim berjalan secara sistematis dan berkelanjutan.
Raihan ini diharapkan menjadi tonggak untuk terus memperkuat pembinaan Al-Quran di kalangan generasi muda. Sulasih pun mengajak seluruh elemen masyarakat menjaga prestasi ini agar tidak berhenti hanya sebagai capaian sesaat, tetapi menjadi bagian dari budaya yang diwariskan.(ADV)