TGIPF Datangi Rumah Korban Tragedi Kanjuruhan Dalami Dugaan Intimidasi Pembatalan Autopsi

metaranews.co
Anggota TGIPF Armed Wijaya saat mendatangi rumah korban tragedi Kanjuruhan. (Pratama/Metaranews)

Metaranews.co, Malang – Perwakilan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) memastikan tidak ada intimidasi dari pihak kepolisian terhadap keluarga korban meninggal tragedi Kanjuruhan terkait batalnya autopsi.

Perwakilan TGIPF menemui Devi Athok ayah kandung dari dua korban tragedi Kanjuruhan, Natasya (18) dan Nayla (13) di Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

Bacaan Lainnya

Selain dua putrinya meninggal dunia, mantan istri Devi Athok bernama Gebi (43) yang juga ibu kandung Natasha dan Nayla juga turut meninggal saat tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu malam (1/10/22).

Kedatangan TGIPF ke rumah Devi Athok yang difasilitasi langsung kuasa hukum Devi Athok, Imam Hidayat, untuk menanyakan apa sebab jadwal autopsi yang sudah direncanakan, mendadak dibatalkan.

Menurut Imam, pembatalan otopsi bukan karena keinginan kliennya. Sementara itu, anggota TGIPF Armed Wijaya menjelaskan, pihaknya mendatangi rumah Devi Athok terkait kabar intimidasi jelang autopsi.

“Kami tanyakan langsung pada keluarga korban terkait rencana autopsi. Karena keluarga korban sebelumnya sudah berjalan lancar, tahu-tahu ada pembatalan oleh keluarga. Isunya bahwa pembatalan ada intervensi oleh anggota Kepolisian. Kedatangan kami untuk klarifikasi apakah betul ada intervensi. Kita gali info, ternyata info intervensi anggota itu tidak benar,” terang Armed Wijaya.

Armed menuturkan, pembatalan datang dari pihak keluarga korban. Terutama ibu yang bersangkutan, tidak tega bila dilakukan autopsi.

“Bukan intervensi, mungkin pada saat pembuatan konsep draf pembatalan, keluarga tidak paham, sehingga ada anggota yang menuntun. Karena pembatalan itu juga hak keluarga,” jelas Armed.

Anggota TGIPF ini menambahkan, kepastian autopsi atau tidak, semua tergantung keluarga korban.

Terkait kabar bahwa adanya intervensi maupun intimidasi pihak kepolisian kepada keluarga korban untuk membatalkan autopsi, TGIPF menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

“Tidak benar informasi itu, kami sudah tanyakan langsung kepada keluarga korban. Seperti yang saya katakan tadi pembatalan datang dari pihak keluarga korban,terutama ibu yang bersangkutan, tidak tega bila di autopsi dilakukan,” pungas perwakilan dari TGIPF ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *