DPRD Kaltim Desak Pemetaan Longsor Usai Tragedi Gunung Lingai

PJU Samarinda
Caption: Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Subandi. Doc: Metaranews.co

Metaranews.co, Samarinda – Tragedi longsor di kawasan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang, menyisakan luka mendalam bagi warga Samarinda. Empat jiwa menjadi korban tertimbun tanah longsor yang terjadi belum lama ini, menyulut kekhawatiran akan kurangnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di daerah tersebut.

Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Timur dari daerah pemilihan Samarinda, Subandi, menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban dan meminta Pemkot Samarinda tidak hanya berfokus pada penanganan pascabencana, tetapi juga memperkuat mitigasi untuk mencegah tragedi serupa.

Bacaan Lainnya

“Pertama-tama, saya mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Semoga mereka diberi ketabahan dan kekuatan menghadapi musibah ini,” ujar Subandi saat dihubungi melalui telepon, Selasa (13/5/2025).

Ia mengapresiasi langkah cepat Wali Kota Samarinda yang langsung membantu warga terdampak dengan menyediakan kontrakan sementara. Namun, menurutnya, upaya pencegahan jauh lebih penting agar tidak ada lagi korban jiwa di masa mendatang.

“Pemerintah sudah siap membantu dan membayari kontrakan sementara untuk warga terdampak. Tapi, yang jauh lebih penting dari itu adalah mencegah agar tak ada korban lagi di masa depan,” tegasnya.

Politikus PKS itu juga menyoroti kelayakan Gunung Lingai sebagai area permukiman. Ia menilai, kawasan dengan kontur perbukitan dan rawan longsor perlu dievaluasi secara menyeluruh sebelum dikeluarkan izin pembangunan.

“Kita harus bertanya, apakah kawasan seperti itu layak untuk dijadikan permukiman? Kalau tidak, Pemkot harus berani melarang dulu pembangunan di sana sampai ada kajian yang komprehensif,” ungkap Subandi.

Ia mendorong Pemkot Samarinda untuk segera membuat peta kawasan rawan longsor di seluruh wilayah kota, terutama daerah perbukitan. Menurutnya, BPBD harus menjadi garda terdepan dalam pemetaan dan sosialisasi kepada masyarakat.

“BPBD atau instansi terkait lainnya harus aktif mendeteksi dini titik-titik rawan longsor. Pemetaan itu harus diinformasikan kepada masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pegunungan,” imbuhnya.

Subandi menekankan pentingnya evaluasi kelayakan tempat tinggal sebelum memperbolehkan warga kembali menghuni wilayah terdampak. Ia mengingatkan bahwa banyak warga kerap kembali ke lokasi bencana setelah situasi dianggap aman, tanpa mempertimbangkan risiko jangka panjang.

“Sering kali, ketika hujan reda dan dianggap aman, masyarakat kembali membangun di lokasi rawan. Kemudian ketika musim hujan berikutnya datang, longsor kembali terjadi. Masyarakat dirugikan dua kali. Itu yang harus dicegah,” tuturnya.

Ia juga mengimbau warga Samarinda, khususnya yang tinggal di daerah lereng atau bukit, untuk lebih waspada selama musim hujan ini dan memperhatikan tanda-tanda alam yang bisa mengindikasikan longsor.

“Kami mengimbau seluruh masyarakat Samarinda untuk lebih berhati-hati. Waspada, jangan sampai musibah serupa terulang kembali,” pungkasnya.(ADV)

Pos terkait