Metaranews.co, Samarinda – “DBD itu musiman, tapi bukan alasan untuk lengah setiap tahun,” ujar Damayanti, anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, menanggapi lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang kembali menghantui provinsi ini. Periode Januari hingga Juni 2025 mencatat 2.210 kasus DBD, naik drastis dari semester sebelumnya, dengan lima korban meninggal dunia.
Kota Balikpapan mencatatkan kasus terbanyak dengan total 602 orang terinfeksi. Data ini menyoroti lemahnya antisipasi di tengah perubahan musim, dari penghujan ke kemarau, yang seharusnya menjadi sinyal awal penyebaran penyakit. “Kalau sudah mulai musim pancaroba, seharusnya sudah ada langkah-langkah pencegahan. Dinas kesehatan mesti lebih sigap,” ujar Damayanti saat dihubungi pada Sabtu (21/6/2025).
Menurutnya, pemerintah daerah sejauh ini cukup responsif, namun masih ada ruang besar untuk memperkuat sistem pencegahan. Politisi perempuan dari Fraksi PKB itu menegaskan bahwa wabah ini bukan hanya urusan pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari warga. “Menjaga kebersihan lingkungan itu tanggung jawab kita semua. Bukan hanya pemprov atau pemkot. Ini soal kebersamaan,” katanya.
Ia juga menyoroti berbagai hambatan teknis yang masih terjadi di lapangan, mulai dari terbatasnya tenaga pengendali penyakit hingga lambannya sistem pelaporan dari puskesmas dan klinik. Menurutnya, koordinasi dan kesiapsiagaan di level pelayanan dasar harus diperkuat agar kasus bisa segera direspons dan tidak berkembang menjadi klaster besar.
Damayanti meminta agar penanganan DBD tidak bersifat reaktif dan hanya muncul saat jumlah kasus melonjak. “Kita perlu sistem pencegahan yang jalan terus, bukan hanya saat kasus meledak,” tegasnya. Ia juga berharap edukasi masyarakat tentang pentingnya 3M Plus (menguras, menutup, dan mengubur serta tindakan tambahan) terus digalakkan sepanjang tahun.
Peningkatan kapasitas surveilans, pelatihan kader kesehatan, serta penyediaan alat fogging yang merata juga perlu diprioritaskan. Tanpa strategi terpadu dan berkesinambungan, DBD dikhawatirkan akan terus menjadi ancaman tahunan yang merenggut nyawa. (ADV)