Metaranews, Kediri- Pemerintah Kota Kediri menggandeng Bulog Subdivre Kediri menyelenggarakan operasi pasar minyak goreng dan gula pasir. Setiap pembeli harus mencelupkan jari ke tinta, sebagai syarat setelah pembelian.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Tanto Wijohari menyebut kebijakan itu diambil agar masyarakat mendapatkan barang secara merata.
“Ini agar merata, jadi warga yang sudah beli harus mencelupkan jarinya ke tinta. Satu orang bisa mendapatkan minyak goreng 2 liter dan gula pasir 1 kilogram,” katanya dalam operasi pasar di Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Kamis.
Pemkot Kediri menggelar operasi pasar minyak goreng dan gula pasir, menggandeng Bulog Subdivre Kediri. Operasi pasar dengan komoditas itu dilakukan karen harganya masih mahal di lapangan.
Dalam operasi pasar murah ini menyediakan 1000 liter minyak goreng dan 500 kilogram gula pasir. Masyarakat yang datang menunjukkan foto kopi KTP untuk membeli 2 liter minyak dan 1 kilogram gula. Untuk minyak goreng bisa dibeli dengan harga Rp13.500 per liter dan gula pasir dengan harga Rp12.500 per kilogram.
Kepala Bulog Subdivre Kediri Mara Kamin Siregar ditemui di lokasi yang sama mengatakan pihaknya memang bekerjasama dengan Pemkot Kediri untuk operasi pasar.
Ia menyebut, dalam teknis penjualan itu, setiap pembeli juga harus mencelupkan tintanya. Hal itu dimaksudkan, agar merata. “Kami hanya antisipasi, biar tidak berulang, dengan salah satunya itu (mencelupkan jari ke tinta), ini karena kerepotan kawan-kawan, kan dengan foto kopi KTP dan pelayanan cukup padat. Celup tinta itu biar tidak dobel,” kata Mara Kamin Siregar.
Sri Anah, warga Kelurahan Pojok, Kota Kediri mengaku terbantu dengan program operasi pasar yang digelar pemkot ini. Ia setiap hari menjual kopi dan ada cemilan gorengan, sehingg dengan operasi pasar ia dapat minyak goreng dengan harga murah. “Satu liter ini bisa untuk tiga hari, karena saya juga jualan gorengan. Saya kan punya usaha jualan kopi, jadi membantu sekali. Harapannya, kegiatan ini rutin, jadi bisa beli minyak goreng harga subsidi,” kata Sri Anah.
Yani, dari Kelurahan Campurejo, Kota Kediri mengaku tidak keberatan dengan harus mencelupkan tintanya setelah ikut antrean membeli minyak goreng. “Tidak apa-apa, kan takutnya satu orang bisa balik lagi,” kata Yani.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sebelumnya telah mengatakan bahwa pemkot menggelar operasi pasar dua hari yakni di Kelurahan Bandar Lor Kamis (24/2) dan Jumat (25/2) di Keluarahan Betet. Hal ini bertujuan agar harga bisa stabil dan stoknya ada. Ketersedian minyak goreng memang susah, hingga stok minyak goreng ini didapat dari daerah lain.
“Memang sampai dengan saat ini harga minyak masih fluktuatif dan belum mau turun. Semoga kalau rutin operasi pasar bisa turun harganya. Kalau kita lihat ini kan supplynya kurang tapi demandnya tinggi,” ujarnya.