Metaranews.co, Pendidikan – Mengajarkan pendidikan seksual kepada anak sejak usia dini dirasa penting untuk dilakukan, untuk menanamkan nilai dan norma mana yang boleh dilakukan dan tidak.
Hal itu penting, karena di kehidupan yang serba modern saat ini, juga berimbas kepada pergaulan yang semakin bebas.
Memberikan pengetahuan tentang seksual kepada anak bisa menjadi alternatif untuk melakukan pencegahan sejak awal.
Mungkin, hal ini masih dianggap tabu, terlebih, pendidikan seksual kepada anak memang sangat jarang diajarkan di sekolah.
Padahal, jika ditelaah, jika anak sudah mengetahui baik dan buruk dari sebuah perilaku, terutama seksual, si anak akan dengan mudah untuk memfilter.
Suka tidak suka, suka tidak suka, orang tua perlu mengajarkan pendidikan seksual kepada anaknya.
Semuanya untuk kepentingan masa depan anak dan pengenalannya pada seksualitas. Melansir Halodoc, berikut penjelasannya.
1. Mengajarkan Fungsi Bagian Tubuh
Pelajaran pendidikan seksual yang paling dasar adalah mengajarkan semua bagian tubuh pada si kecil, termasuk alat kelaminnya. Cara ini memungkinkan anak bercerita tentang gangguan yang terjadi pada tubuhnya, termasuk pelecehan seksual.
Kebanyakan anak yang umurnya genap dua tahun sudah mengetahui perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Orang tua juga perlu memberi tahu anak bahwa tubuh mereka bersifat pribadi.
2. Mengajari Anak Dasar-Dasar Reproduksi
Saat anak berusia dua hingga empat tahun, ajari mereka dasar-dasar reproduksi, seperti peran sperma dan sel telur, serta bagaimana janin terbentuk. Ibu bisa mengambil contoh cerita kelahirannya agar anak lebih tertarik.
3. Batasan yang Perlu Dipahami Anak
Tanamkan pemahaman bahwa tubuhnya bersifat pribadi dan tidak boleh disentuh oleh siapa pun tanpa izin. Ketika seorang anak memahami apa yang pantas dan apa yang tidak boleh dilakukan, kemungkinan untuk memberitahunya jika dia mengalami pelecehan seksual lebih besar.
Anak juga perlu belajar bertanya sebelum menyentuh orang lain dan memahami batasan. Juga jelaskan kepadanya isyarat seseorang jika mereka telah melewati batas, seperti seseorang yang menjauh.
4. Mengajarkan Tentang Pubertas
Anak-anak usia lima hingga delapan tahun, mulai mengajarinya tentang pubertas. Anak perlu memahami bahwa akan terjadi perubahan pada beberapa bagian tubuhnya, seperti suara serak pada pria dan tumbuhnya payudara pada wanita.
Cara ini membuat anak lebih siap menghadapi perubahan yang terjadi dan memahami jika hal tersebut normal dan sehat. Perlu juga diajarkan cara menjaga kebersihan tubuh dan perawatan diri pada masa pubertas.
5. Cara Mempraktikkan Seks Aman
Tidak mudah mengajarkan tema-tema yang berkaitan dengan seks kepada anak-anak. Padahal, mengajarkan hal ini pada anak bukan berarti mereka harus aktif secara seksual.
Dengan mengajarkan anak tentang seks aman dan menggunakan kontrasepsi, si kecil akan sadar akan kehamilan dan risiko mengalami infeksi menular seksual.
Penanaman pengetahuan terkait keamanan di internet juga sangat penting. Anak-anak perlu mengetahui risiko berbagi foto diri mereka yang telanjang atau eksplisit secara seksual.
Memang, membicarakan pendidikan seksual bukanlah hal yang mudah bagi sebagian orang tua. Namun, ini memberikan pengetahuan dasar kepada anak-anak tentang seks yang aman. Tujuannya untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi risiko infeksi menular seksual.