Deretan Bisnis Startup Saingan Gojek dan Grab yang Pernah Muncul, Namun Kini Bangkrut

bisnis startup
Driver Gojek yang sedang menunggu konsumen. (Unplash)

Metaranews.co, Technologi – Siapa yang tidak kenal Gojek? Atau mungkin Grab? Dua aplikasi online bisnis startup yang sebagian besar bergerak di moda transportasi.

Dua aplikasi ini memiliki banyak karyawan dan tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Adanya Gojek dan Grab, sangat membantu Masyarakat yang saat ini mengutamakan kecepatan.

Bacaan Lainnya

Namun ternyata, selain dua aplikasi ini, ternyata ada aplikasi ojek atau ojol online yang pernah bangkrut dan ditutup.

Tak hanya Gojek dan Grab, saat ini juga ada beberapa rival, contohnya Maxim dan Indrive yang sama bergerak di industri ride hailing.

Sebelumnya, ketika aplikasi ojek atau ojek online sedang booming di awal eranya, banyak pemain lokal yang mencoba peruntungan di sini.

Namun, tidak sedikit perusahaan sejenis yang juga cepat gulung tikar. Melansir Seluler.id, ternyata para pemain di aplikasi ojek atau ojol online yang namanya sudah tidak terdengar lagi satu persatu karena layanannya tutup:

1. Call Jack

Calljack adalah aplikasi ride-hailing lokal dari Yogyakarta. Layanan mereka sama dengan Gojek/Grab, dengan dua pilihan layanan Calljack dan O’Jack. Sayangnya nama mereka menghilang seperti ditelan bumi.

2. Ojekkoe

Ojekkoe memiliki 500 mitra pengemudi, sebelum mereka menjadi tidak aktif.  Padahal Ojekkoe menjadi ride-hailing yang dirilis sebagai bagian dari proyek akhir pendirinya, Katon Muchtar. Layanan mereka hanya membebankan biaya minimal Rp 2.500 per hari untuk mengantar penumpang.

3. Topjek

Pada saat peluncurannya, TopJek menawarkan tarif murah tanpa promo, dengan fitur chat room yang sangat baik, yang pada saat itu belum ada di aplikasi Gojek dan Grab. Mereka juga membatasi pengemudi hingga 10.000 pengemudi dengan seleksi ketat. Meski terlihat menjanjikan, nyatanya Topjek tidak bisa bertahan.

4. Uber

Uber hengkang dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada 2018. Sejak itu mereka menjual seluruh bisnisnya ke Grab, sehingga banyak mitra pengemudi Uber yang beralih ke platform Grab atau bahkan Gojek.

5. LadyJek

LadyJek menjadi salah satu perusahaan ride-hailing yang sempat heboh menjadi ojek online dengan driver wanita khusus wanita. Dengan hampir 3.300 driver, LadyJek sukses saat itu. Namun karena keterbatasan modal, mereka pun harus gulung tikar.

6. Blujek

Saingan terbesar Gojek dan Grab juga gulung tikar. Berbeda dengan dua ride-hailing, Blujek berbaju biru dan memiliki armada yang cukup besar saat itu.

7. OjekArgo

OjekArgo tidak aktif sejak 2017. Berbeda dengan aplikasi lain, sebelumnya pelanggan yang membutuhkan layanan ride hailing hanya perlu menginstal aplikasi dan tidak perlu mendaftar atau membuat akun di aplikasi tersebut.

8. Ojesy

Sama seperti Ladyjek, Ojesy merupakan layanan ojek online yang memiliki pasar khusus wanita. Ojesy lahir pertama kali dari pasangan Evilita Adriani dan Reza Zamir di Surabaya, Jawa Timur, dengan nama perusahaan Ojek Syar’i Surabaya pada 10 Maret 2015.

Ojesy menargetkan pasarnya untuk semua pengguna wanita dan anak-anak atau pria dengan usia maksimal delapan tahun. Di penghujung tahun 2019, Ojesy akhirnya mundur karena model bisnisnya menjadi bumerang bagi perusahaan itu sendiri.

Ternyata ada juga bisnis startup saingan Gojek dan Grab yang pernah muncul namun tidak bertahan lama seperti dua raksasa bisnis ride hailing di Indonesia ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *