Metaranews.co, Malang – Only God Can Stop Us. Mungkin adagium ini tepat untuk Aremania yang kembali turun ke jalan. Mereka tak hanya ke Balai Kota Malang, namun, Minggu (20/11) siang mereka memadati sejumlah jalan untuk menyuarakan kekecewaannya terhadap pengusutan Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober lalu.
Ribuan Aremania menilai penanganan tragedi Kanjuruhan terkesan lamban. Dan belum membuka tabir siapa dalang dan yang harus bertanggungjawab di balik penembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan Malang.
Tampak, ruas ruas jalan di lima kecamatan yang ada di Kota Malang yakni Klojen, Blimbing, Kedungkandang, Lowokwaru dan Sukun terjadi kemacetan saat aksi ini digencarkan. Ratusan Aremania berbaju serba hitam beserta spanduk spanduk bertuliskan pesan moral Tragedi Kanjuruhan mewarnai aksi ini.
Pengusutan peristiwa 1 Oktober 2022 yang menewaskan 135 korban jiwa yang terkesan lamban dan tak memuaskan ditengarai sebagai pemicu aksi serentak ini. Terlebih, pengembangan kasus Tragedi Kanjuruhan juga dinilai tak berjalan sesuai harapan.
Pasalnya, sejauh ini hanya ada 6 tersangka yang ditetapkan atas meninggalnya 135 korban jiwa dan 600 lebih korban luka Tragedi Kanjuruhan. Enam tersangka yang ditetapkan oleh Kapolri itu dinilai tak berkembang ketika penyelidikan ditangani Polda Jatim.
Kini, duka yang menyelimuti para keluarga korban hampir memasuki 2 bulan. Namun titik puncak keadilan bagi para korban belum tampak terlihat. Gelombang aksi Aremania pun kembali menggelora demi menjaga asa keadilan.
Seperti aksi Aremania yang terpantau berlangsung di Bok Gludok Jalan Gatot Subroto, Jalan Danau Toba Sawojajar, Flay Over Arjosari, Simpang 3 Jalan A Yani, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Jenderal Basuki Rachmat, hingga Jembatan Kedungkandang Kota Malang.
Dalam aksi itu, ratusan Aremania lintas usia mulai anak anak, orang dewasa, ibu ibu hingga kakek kakek tumpah ruah di setiap titik aksi. Aksi itu juga diwarnai dengan long march di sekitar titik aksi.
“Duka Tragedi Kanjuruhan masih belum sirna. Kami meminta keadilan ditegakkan demi 135 korban meninggal,” kata Novan, koordinator aksi di Jalan Danau Toba, Sawojajar.
Dia mengatakan bahwa pengusutan Tragedi Kanjuruhan masih jauh dari kata keadilan. Untuk itu, Aremania menuntut agar penanganan kasus Tragedi Kanjuruhan benar benar diusut sesuai fakta yang ada.
“Kami berharap tragedi ini diusut setuntas tuntasnya sesuai hukum yang ada di negeri ini,” ujarnya.
Diperkirakan, aksi grassroot Aremania ini juga berlangsung serentak di berbagai titik lain baik di Kota Malang bahkan Malang Raya.