Metaranews.co, Tips – Menjaga keharmonisan rumah tangga bagi setiap pasangan yang telah menikah merupakan sebuah kewajiban bersama.
Kewajiban ini bukan hanya dilakukan oleh suami atau istri saja. Namun, keduanya harus mampu membangun Keharmonisan rumah tangga bersama dengan cara saling terbuka.
Namun, yang perlu diketahui lebih lanjut, Al-Qur’an sejatinya telah meriwayatkan bagi setiap pasangan suami istri bagaimana caranya membangun keharmonisan rumah tangga.
Metaranews, coba mengulas 3 hal penting yang diriwayatkan Al-Qur’an bagi suami istri untuk membangun keharmonisan rumah tangga.
1. Melihat Pasangan Sebagai Sahabat
Hal pertama yang perlu diketahui ialah selalu melihat pasangan sebagai sahabat yang menjalani perjalanan hidup yang setara. Dalam hal kewajiban dan hak, tentunya suami istri memiliki peran yang berbeda.
Meskipun memiliki peran yang berbeda, salah satu dari pasangan tidak harus merasa lebih unggul. Justru, dari kelebihan yang Allah berikan diantara keduanya adalah sebuah bekal guna menjalankan tanggung jawab dalam sebuah keluarga.
Melansir NU Online, meski keduanya diciptakan dengan fisik dan wujud yang berbeda, namun Al-Qur’an tidak pernah menyebut istri dengan lafal zaujah (زوجة).
Padahal, Alquran menyebut istri dengan lafal zauj (زوج) di banyak ayat.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang menciptakan kamu dari satu diri (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (dirinya) (QS An-Nisa: 1).
هُوَ ٱلَّذِی خَلَقَكُم مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنۡهَا زَوْجَهَا
“Dialah yang menciptakan kamu dari satu jiwa (Adam) dan darinya Dia menciptakan pasangannya” (QS Al-A’raf: 129).
Dalam bahasa Arab lafal zauj (زوج) digunakan untuk mengartikan suami sedangkan lafal zaujah (زوجة) digunakan untuk mengartikan istri. Namun Al-Qur’an menyebut istri dengan lafal zauj (زوج) sebagaimana seharusnya disebut suami.
2. Melihat Pasangan untuk Meningkatkan Semangat Beribadah
Bagian kedua, hendaknya melihat pasangan untuk terus meningkatkan semangat beribadah. Hal ini sangat penting karena ada kasih sayang antara suami istri, termasuk nikmat yang Allah berikan.
Allah lah yang menguatkan hati suami istri untuk saling mencintai dan menyayangi dalam ikatan rumah tangga. Sebab, Allah-lah yang memiliki sifat Muqallibal Qulub (Maha Memutar Hati).
Padahal, sebelum adanya ikatan pernikahan tersebut, calon suami istri belum pernah menikmati cinta yang begitu mendalam di antara keduanya. Namun, penting juga untuk dicatat, ketika Tuhan marah kepada suami istri karena dosa mereka, Tuhan dapat memutuskan ikatan cinta di antara keduanya.
Al-Qur’an mengatakan, “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa Dia menciptakan mitra untuk Anda dari jenis Anda sendiri, sehingga Anda condong dan merasa damai dengannya, dan Dia membuat cinta dan kasih sayang di antara Anda. Sungguh, dalam bahwa benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir” (QS. Ar-Rum: 21).
3. Pasangan Sebagai Penyejuk Hati
Bagian ketiga, hendaklah selalu berdoa agar Allah menjadikan pasangannya sebagai penyejuk hatinya.
“Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami pasangan-pasangan kami dan keturunan kami agar hati (kami) senang, dan jadikanlah kami pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa’,” (QS. al-Furqan: 74).
Dalam ayat ini, Al-Qur’an memenuhi ciri-ciri orang saleh yang oleh Allah disebut ibad ar-rahman (hamba Dzat Yang Maha Penyayang) dengan selalu mendoakan pasangannya dan keturunannya agar selalu menjadi penghibur hati mereka.
Membangun keluarga yang harmonis sejatinya tidak begitu sulit, jika dapat bersama menjaga tiga hal penting di atas seperti yang telah diriwayatkan di dalam Al-Qur’an.
Bangunlah hubungan rumah tangga bersama pasangan dengan cara yang di diridhoi oleh Allah.