Metaranews.co, News – Kapan Puasa Ramadhan 2023 dimulai? Ibadah satu bulan full yang biasa dilakukan umat muslim di seluruh dunia ini masih menunggu hasil keputusan rapat isbat.
Awal Puasa Ramadhan 2023 di Indonesia, masih menunggu hasil keputusan pada rapat isbat yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Sidang isbat akan digelar pada 29 Syaban, sesuai amanat fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
Lain hal dengan PP Muhammadiyah yang telah menetapkan awal Ramadhan 1444 H melalui Surat Pemberitahuan Muhammadiyah tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, Zulhijah 1444 H. Berdasarkan pengumuman tersebut, 1 Ramadhan 1444 H jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023.
Sementara itu, 1 Syawal 1444 H atau Idul Fitri 2023 jatuh pada Jumat, 21 April 2023 dan 1 Zulhijah 2023 jatuh pada Senin, 19 Juni 2023.
Puasa Ramadhan 2023 Berapa Hari Lagi?
Jika mengacu pada ketetapan Muhammadiyah, maka puasa Ramadhan tahun 2023 ini tinggal 45 hari lagi. Puasa akan berlangsung selama 29 hari.
Jadwal Ramadhan kali ini sejalan dengan prediksi di kawasan Arab seperti diungkapkan Ibrahim Al Jarwan, Ketua Dewan Direksi Emirates Astronomy Society, anggota Uni Arab untuk Astronomi dan Ilmu Antariksa (AUASS) pada awal November 2022.
Dilansir Gulf News, Senin (6/2/2023), Al Jarwan mengatakan hilal Ramadhan baru akan terlihat pada Selasa, 21 Maret 2023 pukul 21.23 waktu setempat.
Puasa Ramadhan 2023 akan dimulai pada 23 Maret 2023 dan berlangsung selama 29 hari dengan durasi sekitar 14 jam dan variasi sekitar 30 menit dari awal hingga akhir bulan.
Puasa Ramadhan 2023 Kemungkinan Serentak
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Syamsul Anwar mengatakan, kemungkinan Puasa Ramadhan 2023 akan berlangsung serentak di seluruh wilayah Indonesia.
“Untuk Ramadhan besok, menurut perhitungan di atas kertas, Insya Allah sama di seluruh Indonesia,” jelasnya dalam jumpa pers Pengumuman PP Muhammadiyah tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, Zulhijah 1444 H, Senin (6/6/2023).
Syamsul mengatakan, perbedaan potensial terjadi pada awal Syawal dan Zulhijah 1444 H. Ia mengatakan, posisi hilal sesuai kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yang menjadi Kementerian Agama. Pedoman, belum terpenuhi untuk dilihat.
“Karena tidak bisa dilihat, menurut kriteria MABIMS keesokan harinya syarat masuk bulan baru belum terpenuhi,” jelas Syamsul.
“Sedangkan sesuai syarat bentuk hilal yang tidak berdasarkan penampakan yaitu tidak tampak dan kasat mata, keesokan harinya dianggap hilal yaitu pada tanggal 1 Syawal (jatuh pada) tanggal 21 April 2023,” dia menambahkan.
Ibadah yang wajib dilaksanakan umat muslim di seluruh dunia ini paling dinantikan. Suasana, serta ibadah yang dilaksanakan setahun sekali ini, disebut begitu membekas dan tidak terlupakan.