Metaranews.co, Kota Kediri – Kepala Kantor Perum Bulog Cabang Kediri, Heri Sulistio, angkat bicara mengenai naiknya harga beras di wilayahnya.
Menurutnya, kenaikan harga beras ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Seperti permintaan pasar yang tinggi tak sebanding dengan pasokan beras, dan para petani belum masuk musim panen.
“Karena saat ini stok berkurang karena belum ada yang panen. Rata-rata petani padi masih baru masa pertengahan tanam,” kata Heri saat ditemui Metaranews.co di kantornya, Kamis (9/2/2023).
Heri melanjutkan, masa panen raya yang diperkirakan terjadi pada bulan Maret mendatang diharapkan bisa menstabilitaskan harga beras di pasaran.
Menurut Heri, harga beras saat ini sudah berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp9450 per kilogram.
Selain belum waktunya panen raya, kata Heri, kondisi hasil panen padi tahun lalu hasilnya kurang baik karena beberapa faktor, seperti bencana alam.
Ditambah lahan padi yang dulunya produktif kini telah banyak dialihfungsikan.
“Semoga Maret mendatang harga beras kembali stabil,” harapnya.
Heri menyebut pihaknya telah melakukan operasi pasar secara masif untuk menekan kenaikan harga di pasaran.
Operasi pasar tersebut dilakukan di tiga daerah yakni Kabupaten Kediri, Kota Kediri, dan Kabupaten Nganjuk.
Di masing-masing tempat diadakannya operasi pasar, Bulog mendistribusikan beras Medium sebanyak delapan ton per. Beras medium tersebut dijual sesuai HET Rp9450 per kilogram.
Operasi pasar tersebut dinilai penting, karena untuk mengintervensi harga beras supaya tidak terlalu tinggi.
“Melalui operasi pasar secara langsung ke konsumen, di antaranya pasar Ngadiluwih Kabupaten Kediri hari ini Kamis (9/2/2023),” tambahnya.
Masih kata Heri, operasi pasar akan terus dilakukan sampai terjadi penurunan harga beras di pasaran.
“Target sampai Maret terus operasi pasar berjalan. Minimal sampai memasuki musim panen raya, perkiraan awal Maret atau April,” pungkasnya.