Metaranews.co, Kesehatan – Kasus kekerasan yang melibatkan anak pegawai pajak kini ramai diperbincangkan. Kasus ini gempar setelah korban yang dianiaya tak sadarkan diri dan harus dilarikan ke ICU.
Selain itu, video penganiayaan yang dilakukan juga tersebar luas di media sosial. Aksi penganiayaan itu pun sontak membuat masyarakat geram, apa yang menyebabkan anak muda bisa marah dan tega melakukan kekerasan?
Lalu apa sebenarnya faktor utama yang menyebabkan seseorang bisa melakukan kekerasan tanpa pandang bulu?
Faktor Utama Seseorang Melakukan Kekerasan
Kita mungkin memiliki pikiran tentang kekerasan, tetapi tidak tahu apa penyebabnya. Melansir Hellosehat.com, berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda memiliki pemikiran ini.
1. Panik atau cemas
Dalam beberapa kasus, pikiran tentang kekerasan muncul sebagai akibat dari kepanikan atau kecemasan yang hebat. Pemikiran ini muncul sebagai mekanisme diri untuk melepaskan diri dari kedua kondisi tersebut
2. Hasil imajinasi
Imajinasi yang dibungkus dengan pikiran buruk bisa membuat Anda ingin melakukan kekerasan. Hampir setiap orang memiliki pemikiran ini pada pandangan pertama, tetapi biasanya juga cepat dilupakan saat muncul.
3. Ada masalah di otak
Masalah produksi hormon serotonin di otak bisa memicu pikiran untuk bertindak kasar. Hormon ini, yang juga bertindak sebagai neurotransmitter, mengatur kecemasan, ingatan, dan siklus tidur.
Jika serotonin tidak berfungsi dengan baik dalam mengatur tingkat kecemasan, maka kemampuan membatasi pikiran buruk akan menurun. Akibatnya, muncul pikiran untuk melakukan hal-hal buruk.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Tindak yang mencerminkan erilaku fisikal selalu dapat berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental korban. Melihat dampak yang dapat ditimbulkan, penting bagi Anda untuk dapat mengendalikan emosi dengan baik.
Berikut beberapa cara mengendalikan emosi agar tidak melakukan kekerasan.
1. Tunggu perasaan menjadi tenang
Perasaan tenang bisa membuat Anda berpikir lebih jernih saat sedang stres. Dengan begitu, Anda bisa mengungkapkan kemarahan tanpa menggunakan fisik.
2. Berpikir sebelum bertindak
Sebelum melakukan tindakan yang lebih jauh, pikirkan potensi dampak yang bisa ditimbulkan. Anda tidak hanya akan menyakiti korban, Anda juga akan menghadapi konsekuensinya, misalnya dijebloskan ke dalam penjara.
3. Beralih ke aktivitas positif
Agar tidak terbawa amarah, coba alihkan emosi Anda ke aktivitas positif yang bisa meredakan stres. Misalnya, Anda bisa jalan-jalan sambil menikmati alam bebas atau mencoba olahraga penghilang stres.
4. Temukan solusi untuk masalah tersebut
Perilaku yang me jurus keras tidak menyelesaikan masalah, tetapi hanya menambahnya. Daripada melampiaskan amarah, lebih baik berpikir mencari solusi dari masalah tersebut.