Metaranews.co, Kota Kediri – Pihak Polres Kediri Kota memberikan imbauan kepada masyarakat jelang tradisi pladu di Sungai Brantas.
Tradisi pladu merupakan kegiatan mencari ‘ikan mabuk’, biasa dilakukan warga di sekitar Sungai Brantas setiap tahunnya.
Kegiatan itu dilakukan saat dilakukan flushing atau penggelontoran waduk di Waduk Wlingi dan Lodoyo, Blitar.
Flushing tersebut akan berdampak di tiga wilayah yang dialiri Sungai Brantas, yakni Blitar, Tulungagung, dan Kediri.
Sementara tahun 2023 ini, kegiatan flushing Waduk Wlingi dan Lodoyo di Blitar akan dilakukan selama tujuh hari, pada tanggal 5-11 Maret.
“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada. Jangan sampai nanti tradisi yang memang sudah menjadi agenda tahunan di pinggiran Sungai Brantas ini menjadi kegiatan yang membahayakan,” kata Kapolres Kediri Kota, AKBP Teddy Chandra, usai memberikan imbauan kepada sejumlah warga sekitar Sungai Brantas di Desa Bulusan, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Sabtu (4/3/2023).
Teddy menambahkan, flushing yang dilakukan di Waduk Wlingi dan Lodoyo di Blitar dapat mengakibatkan penambahan volume air di aliran Sungai Brantas.
Oleh karenanya, hal itu bakal menambah derasnya arus Sungai Brantas. Menurut Teddy, hal itulah yang harus diwaspadai.
Selain deras dan bertambahnya volume air, lanjut Teddy, flushing tersebut juga akan membawa kotoran dan lumpur di aliran Sungai Brantas.
“Sehingga nanti berdampak volume membesar, dan pastinya dampak arus sungai makin deras dan bahaya. Jangan sampai ada masyarakat yang tergelincir, karena saking asyiknya pencarian ikan,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, Teddy menyebut pihaknya akan menyiagakan personel untuk senantiasa memberikan imbauan kepada warga.
“Pada saat kegiatan flushing, kami dari Polres Kediri Kota, kemudian juga dari unsur pemerintahan, TNI, akan menempatkan personel di sini (kawasan Sungai Brantas), untuk selalu memberikan himbauan dan menjaga kondisi agar tetap aman,” pungkasnya.