Metaranews.co, Kesehatan – Wanita lebih rentan stress daripada pria. Kondisi itu benar adanya, karena beberapa faktor yang mempengaruhi psikis.
Stress sendiri merupakan kondisi umum yang dialami oleh seseorang di berbagai waktu dan tempat yang tidak pasti.
Dengan kondisi yang seperti itu, terkadang bisa membuat semua kegiatan yang sehari-hari dilakukan dapat terhambat.
Kabar buruknya, wanita dikatakan memiliki risiko stres yang lebih tinggi daripada pria. Berikut adalah beberapa alasan yang harus Anda ketahui.
Mengapa Wanita Lebih Rentan terhadap Stres?
Melansir Halodoc.com, ada beberapa aspek yang dapat menjelaskan lebih lanjut mengapa wanita lebih sering mengalami perubahan emosi dibandingkan pria
1. Hormon
Salah satu pemicu stres pada wanita adalah kondisi hormon. Wanita memiliki kadar hormon yang berubah lebih fluktuatif dibandingkan pria. Pada pria, satu siklus hormon adalah 24 jam.
Di sisi lain, siklus hormon wanita berlangsung selama 28 hari dan terdiri dari beberapa fase berbeda. Fase menstruasi yang terjadi di awal siklus dapat memengaruhi suasana hati secara signifikan.
Perubahan hormon dalam tubuh wanita juga terkait dengan gejala depresi. Saat-saat tertentu ketika hormon mengalami perubahan drastis seperti setelah melahirkan dan setelah menopause membawa risiko stres dan depresi yang lebih tinggi.
2. Genetika
Selain gaya hidup, faktor genetik juga dapat berdampak pada cara seseorang menghadapi stres. Gen tertentu dapat menimbulkan risiko masalah kejiwaan yang lebih tinggi. Misalnya, seseorang yang memiliki riwayat depresi turun-temurun akan 2-3 kali lebih mungkin menderita depresi.
Apalagi, wanita juga memiliki kondisi genetik yang lebih rentan mengalami depresi dibandingkan pria. Hal inilah yang menyebabkan seorang wanita cenderung lebih mudah mengalami stres.
3. Hubungan pribadi
Kemunduran kondisi mental lebih mudah menyerang wanita ketika mereka sedang mengalami banyak gejolak dalam hubungan pribadi, seperti pekerjaan, asmara, dan keluarga.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat stres perempuan saat konflik. Salah satunya adalah peran mereka dalam hubungan pribadi yang membentuk ekspektasi perilaku.
Selain itu, wanita juga akan lebih rentan mengalami kelelahan emosional karena respon tubuh wanita berbeda-beda. Saat terjadi konflik, tubuh wanita akan bereaksi lebih intens. Ingat, stres dapat menular ke pasangan Anda dan Anda harus tahu cara menghadapinya.
4. Tuntutan sosial ekonomi
Wanita yang bekerja di luar rumah dan mengurus anak cenderung memiliki risiko stres yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena tuntutan karir dan sekaligus mengurus keluarga.
Sejumlah tekanan yang terjadi menjadi penyebab utama seorang wanita mengalami penurunan kesehatan mental yang dapat berujung pada depresi.
Struktur rumah tangga yang tidak mendukung wanita karir juga menimbulkan stres. Pasalnya, perasaan tidak didukung dan harus menyelesaikan semuanya sendiri bisa membuat kondisi mental menurun.
5. Gangguan Afektif Musiman (SAD)
Seasonal Affective Disorder (SAD) adalah gangguan mood yang ditandai dengan depresi. Kondisi ini biasanya hanya akan terjadi pada waktu-waktu tertentu dalam rentang waktu yang konsisten setiap tahunnya.
Orang dengan SAD kemungkinan besar mengalami penurunan energi, kemurungan, dan perubahan nafsu makan. Sayangnya, wanita dikatakan memiliki risiko hingga 4 kali lebih besar untuk mengalami kondisi ini.
Itulah beberapa faktor yang kerap dihadapi wanita jika sedang mengalami stress. Wanita lebih rentan stress, karena selain hormon juga faktor diatas bisa mempengaruhi.