Metaranews.co, Kota Kediri – Jumlah dokter spesialis berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri kembali berkurang.
Hal itu setelah dr Edi Supriyanto selaku dokter spesialis bedah umum, dan dr Aris Handono selaku dokter spesialis anestesi, dimutasi ke RSUD Kilisuci.
Pemutasian ini menjadi polemik. Sebab, setelah dimutasi dr Edi Supriyanto atau yang biasa disapa dengan nama dokter Edo mengajukan pensiun dini.
Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri, Aditya Bagus Djatmiko, membenarkan hal tersebut.
Menurut Aditya, pemutasian kedua dokter spesialis itu dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kediri. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan SDM di RSUD Kilisuci.
Aditya melanjutkan, pemutasian ini tidak hanya berlaku untuk kedua dokter tersebut, namun sejumlah tenaga kesehatan di RSUD Gambiran juga turut dimutasi.
“Yang dimutasi tidak hanya dokter, tapi juga ahli gizi, radiografer, fisikawan medis, dan sebagainya,” kata Aditya, Jumat (17/3/2023).
Disinggung mengenai keputusan dokter Edo yang mengajukan pensiun dini, Aditya menegaskan bahwa keputusan itu merupakan hak yang bersangkutan.
“Adapun kalau pengajuan pensiun dini adalah hak ASN sesuai ketentuan,” tambahnya.
Klaim Tak Ganggu Layanan RS
Humas RSUD Gambiran Kota Kediri, Nitra Sari menambahkan, mutasi dua dokter spesialis berstatus ASN tersebut dilakukan sudah sejak pekan lalu.
“Itu terjadi sejak minggu lalu,” papar Nitra.
Kendati jumlah dokter di RSUD Gambiran berkurang imbas dimutasinya dua dokter tersebut, namun Nitra mengklaim hal itu tak mengganggu pelayanan di rumah sakit.
Adapun pemutasian kedua dokter ini, kata Nitra, bukan kewenangan pihak RSUD Gambiran. Pihaknya hanya menerima pemberitahuan mutasi melalui surat yang diteken Dinas Kesehatan Kota Kediri pekan lalu.
“Jadi mutasi ini di luar manajemen rumah sakit,” jelasnya.
Dimutasinya dua dokter spesialis ini menambah daftar panjang kekosongan dokter di RSUD Gambiran Kota Kediri.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya ada dua dokter spesialis yang mengundurkan diri pada akhir tahun lalu. Posisi yang ditinggalkan kedua dokter spesialis itu hingga kini masih belum terisi.
Kedua dokter tersebut yakni Diana Kartika Sari selaku dokter spesialis kulit dan kelamin, dan Ririn Indah Perbawati selaku dokter spesialis kebidanan dan kandungan.