Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Gerhana matahari hibrida parsial terpantau di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis (20/4/2023) siang.
Fenomena gerhana matahari yang tak tentu, dalam skala periodik tahunan ini, terpantau parsial atau sebagian seperti bulan sabit dengan durasi kontak sekitar tiga jam.
“Kelihatan (gerhana matahari) mulai jam 9.27 WIB, sampai puncak 10.52 WIB,” kata Ketua Astronomi Kediri, Ulfa Zulaikha, usai melakukan pengamatan gerhana matahari di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Kamis (20/4/2023).
Ulfa mengungkapkan, pengamatan gerhana matahari tersebut dari kontak awal hingga akhir berdurasi sekitar tiga jam.
Dari hasil pengamatannya, dikatakan Ulfa, gerhana matahari terlihat jelas bila menggunakan alat seperti teleskop dan kacamata matahari.
Apalagi saat berlangsung gerhana matahari cuacanya sedang cerah, tanpa berawan. Kondisi tersebut sangat mendukung pengamatan gerhana matahari parsial ini.
“Alhamdulillah cuacanya juga cerah, terus dari pagi enggak mendung sama sekali,” jelasnya.
Selanjutnya, Ulfa menerangkan bahwa fenomena gerhana matahari ini termasuk spesial, karena sangat jarang melintas di wilayah Indonesia.
Data terakhir, kata Ulfa, gerhana matahari serupa terjadi pada tanggal 26 Desember 2019 lalu. Kemudian dapat terlihat lagi hari ini, Kamis (20/4/2023).
“Terus akan ada lagi gerhana matahari cincin tanggal 21 Mei 2031. Tiap waktu beda-beda, tidak bisa periodik satu tempat dan berapa tahun,” tambahnya.
Sementara itu, Ulfa menyarankan kepada masyarakat agar tidak melihat secara langsung femomena gerhana matahari.
Sebab, jika melihat dengan mata telanjang, maka dapat berakibat fatal karena adanya sinar infra merah yang langsung kontak ke bagian mata.
“Maka itu bahaya sekali kalau melihat langsung tanpa filter kacamata matahari,” pungkasnya.
