Metaranews.co, Kesehatan – Tekanan kerja mungkin merupakan hal yang wajar dihadapi oleh para pekerja. Namun hati-hati, tekanan kerja yang terlalu berat berisiko membuat tubuh lemas dan memicu burnout.
Burnout sendiri pada dasarnya tidak diartikan sebagai suatu kondisi medis. Burnout adalah kondisi stres kronis yang menumpuk secara tidak terkendali.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menggambarkan burnout sebagai sebuah fenomena di dunia kerja. Kondisi ini, kata WHO, ditandai dengan perasaan lelah, sinis, dan berkurangnya efektivitas.
Tanda- tanda burnout
Sayangnya, burnout seringkali tidak disadari. Namun stres yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh.
Saat stres, tubuh mengalami banyak perubahan. Misalnya saja peningkatan kadar hormon stres seperti kortisol, adrenalin, epinefrin, dan neropinefrin. Seiring berjalannya waktu, perubahan tersebut akan berdampak buruk bagi tubuh.
Untuk itu, Menukil dari laman WebMD Anda perlu mengenali beberapa tanda burnout yang perlu diwaspadai.
-
Kelelahan
Apakah Anda sering merasa lelah padahal belum melakukan aktivitas fisik yang melelahkan? Bisa jadi Anda sedang mengalami burnout.
Dalam hal ini kelelahan dapat terjadi dalam bentuk fisik dan psikis.
-
Sinis
Sikap sinis dan kurangnya minat terhadap pekerjaan juga menjadi salah satu gejala burnout. Sikap ini sering kali dipicu oleh rasa lelah luar biasa.
-
Merasa tak berguna
Berikutnya adalah perasaan tidak kompeten dalam bekerja. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas.
-
Membenci pekerjaan
Studi menunjukkan bahwa ketidakpuasan kerja adalah salah satu efek samping dari burnout. Dengan perasaan ini, Anda mungkin mengembangkan perasaan benci terhadap pekerjaan yang Anda lakukan.
-
Mudah tersinggung
Burnout dapat membuat seseorang menjadi mudah tersinggung, terutama terhadap rekan kerja. Jika tidak diatasi, hal ini juga bisa memicu ledakan amarah.
-
Sulit berkonsentrasi
Sulit berkonsentrasi juga menjadi salah satu ciri burnout. Anda mungkin merasa kewalahan dan sulit berkonsentrasi saat bekerja.
-
Insomnia
Beberapa penelitian mengaitkan burnout dengan insomnia. Wajar jika insomnia bisa terjadi ketika kepala dipenuhi banyak pikiran.
Namun insomnia tidak bisa diabaikan. Kondisi ini bisa memicu masalah kesehatan lain seperti masalah kardiovaskular.
-
Sering sakit kepala
Herbert Freudenberger, psikolog yang menciptakan istilah burnout pada tahun 1974, mengatakan bahwa seringnya sakit kepala adalah salah satu ciri fisik yang ditimbulkannya.
-
Tekanan darah tinggi
Jika tekanan darah Anda tiba-tiba naik, bisa jadi hal itu dipicu oleh burnout. Selain itu, detak jantung juga bisa meningkat.
Ada banyak hal yang bisa memicu burnout. Namun sebagian besar kasus burnout terutama dipicu oleh tekanan pekerjaan.
Jika Anda mengalami burnout, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Misalnya, diskusikan masalah pekerjaan dengan atasan Anda.
Selain itu, Anda juga disarankan untuk istirahat secara teratur dengan berlatih meditasi dan relaksasi.